Sebelumnya maap yaaaa, saya pesimis dengan kelanjutan esemka, langkah esemka ini mau di bawa sampai kemana gitu? Road mapnya yang real dan timeline sampai di bawa ke produksinya gimana gitu? Siapa pendampingnya esemka?
Tahap 1, pembuktian konsep, DONE!
Kita catat dulu keberhasilan siswa esemka, mereka sudah sukses membuat (merancang?) walaupun ada yang bilang kalau mereka sebatas merakit mobil its OK. Tentunya angkat topi atas keberhasilan para siswa-siswa membuat produksi anak negeri yang membanggakan negeri. Bagi saya tugasnya esemka dan guru-guru termasuk juga Joko Wi sudah selesai. Mereka sudah melakukan apa yang ditugaskan mereka bahkan lebih! Tentunya saya ikut bangga.
Tahap 2, produksi masal, setengah ngimpi kali ya
Kia – Sephia aka Timor, tahu singkatannya? Teknologi Industri Mobil Rakyat
Bicara produksi masal, tentunya adalah bicara soal investasi dan kalau sudah Investasi besar berarti bicara tentang perhitungan komersial. Belajar dari mobil Timor, dana pembuatan pabrik mobil nasional harus di sokong sepenuhnya oleh perbankan dalam negeri. Hal ini karena pada waktu itu proteksi yang dibuat untuk pemerintah Indonesia dan dilaporkan kasus tersebut ke WTO menyebabkan Timor tidak bisa mendapatkan bantuan modal dari Asing.
Waktu Timor ada 6 bank nasional yang diajak membantu menyokongnya, coba saat ini siapa yang mampu dan bersedia?
Yang menambah berat saat ini dibanding waktu dulu jamannya Timor adalah:
- Tidak adanya dukungan principal asing dan pabirkan besar. Kalau Timur ada dukungan KIA – Korea, kali ini kita harus start dari nol! Dukungan berarti pengetahuan, know how design mobil sampai produksinya.
- Dana untuk pembuatan pabriknya dan pabrik komponen pendukungnya. Pada waktu itu saja Tommy sebagai anak pemimpin besar bangsa tidak mampu menjadi investor tunggal dan juga tidak dapat mengumpulkan dana secara secure
- Proteksi pun saat ini lebih sulit, karena akan ada aturan perdagangan bebas ASEAN tahun 2014 (Asean Free Trade Area), dimana tiap negara ASEAN tidak lagi bisa begitu saja memproteksi produk dalam negerinya.Proteksi dalam bentuk insentif dan keringanan pajak, pinjaman lunak kerjasama dengan bidang financing dan perkreditan, insentif atau keharusan bagi perusahaan negara untuk menggunakan mobil nasional, belum tentu model begini bisa saat ini.
Tahap 3, dicintai rakyatnya, ngimpi banget kali ya
Andaikata pabriknya sukses jadi dan berproduksi pun, hasilnya akan mendapat tantangan yang lebih besar lagi yang datang justru dari kita-kita rakyatnya sendiri. Maaf saja, lagi-lagi saya melihat perjalanan bangsa sebelumnya dimana kegagalan bertumpuk karena produksi anak negeri hanya dicintai dan didukung sebatas dimulut saja.
Lihat Timor dan Kanzen saja dulu sebagai produksi anak negeri yang pernah maju jauh lebih jauh dari keadaan esemka ini, itupun gagal. Timor pun CMIIW tidak pernah jadi pabriknya, mobil Timor yang ada saat ini adalah mobil dari Korea yang di datangkan secara built up.
Padahal coba dilihat:
Modal? Mereka kuat!
Dukungan pemerintah? Waduh jangan ditanya, kuat banget!!!
Sayang faktor terakhir mereka nggak dapet: Soal dicintai rakyat? Ujungnya habis sudah.
Foto dari detik.oto. BTW Bapak Dahlan Islan menteri BUMN punya comment juga tentang produksi esemka seperti dikutip dari tempo.co.id sini:
Meski begitu, ia menyarankan agar keterampilan siswa SMK membuat mobil Esemka cukup jadi ajang pembelajaran. “Mobil Esemka kita lihat sebagai proses belajar, bukan proses produksi. Sebaiknya kita lihat proporsional,” tegasnya. Proyek pembuatan mobil Esemka tersebut dipandang sebagai sarana untuk belajar di bidang keteknikan khususnya otomotif.
Dari detik di sini adalah sebagai berikut:
Bahkan, saat berbelok di tikungan menuju ke Lapangan Sepakbola sekolahan, Dahlan melajukan Esemka Sang Surya Rajawali bak atlet slalom test.
Aksi Dahlan ini tak pelak mengundang decak kagum tamu yang ikut hadir.
“Saya juga kaget bahwa SMK Muhammdiyah Borobudur ini ternyata sudah membuat mobil ini tiga tahun yang lalu. Yang tadi saya coba, saya pakai ngepot-ngepot juga oke,” ujarnya.
Yang saya bingung jauh-jauh datang ke Magelang, testing mobil Esemka sampai ngepot-ngepot… untuk apa ya? Kompetensi Bapak dimana ya? Apakah sebagai tester mobil model Stig atau menteri BUMN ya pak? Apa nggak mendingan Bapak nggak usah datang tapi bikin perencanaan matang untuk membantu produksi mobil esemka ini?
Jadi… ketika saya melihat para politikus dan para pejabat negara foto bersama dan bercuap-cuap saja, saya ikut prihatin. Karena walaupun mereka sebetulnya pemangku kekuasaan, tidak ada satupun dari mereka yang sanggup mengatakan: OK, saya akan bekerja sama dengan esemka dalam waktu, pabrik akan saya bantu alokasi, saya akan usahakan regulasi untuk mendorong produksi dalam negeri ini. Mudah-mudahan bisanya nggak cuman foto-foto narsis untuk persiapan 2014!!!! Comment yang saya dengar cuman, wah bagus buatan anak negeri: saya dukung yaaaaa, ada lagi yang lain, wah saya pesan yaaaa. Wah saya nggak mau sampai seperti Timor ya! (*udah bisa kayak Timor aja udah hebat deh!)
Mestinya bagaimana?
Approach 1
Kalau saya lihat industri otomotif yang muncul belakangan kemudian bisa berhasil karena dukungan full pemerintah, baik dana sampai regulasi, pengetahuan dari luar yaitu asing juga punya kontribusi banyak!
Lihat kasus Proton hasil bimbingan Mitsubishi, Hero MotoCorp hasil bimbingan Hero Honda …
The Hyundai Pony, the first Korean-developed automobile, was built in 1975. Hyundai Motors accomplished this by engaging George Turnbull of British Leyland Motor Corporation as vice-president. The final result was a collaborative effort, comprising:
- design from Italdesign;
- transmission and engine from Mitsubishi;
- technology transfer (bodies) from Perkinson;
- car body molding from Ogihara Mold Company;
- machine press from France; and
- Funds from Barclays Bank and France Suez.
Approach 2
Home industry? apa mungkin? Jadi modelnya bukan lagi satu pabrik besar dengan ban berjalan full robot-robot. Tapi modelnya adalah bengkel-bengkel kecil skala industri kecil dan menengah…
Hmmm.
esemka sy liat cuma jadi korban pencitraan saja.
Repot yah
tantangan terbesar adalah dari kompetitor yg sudah sangat mapan, sebut saja astra grup, indomobil grup,dll. siapaa orang orang dibalik mereka, ga lain mereka juga juga petinggi negara yg dengan sangat mudah utk menjegal langkah perwujudan mobnas. secara logika mereka ga mau ladangnya terganggu
iya gw setuju…orang Indonesia itu cuma lagaknya nasionalis… coba tanya handphonenya merk apa ?…. Apalagi mobilnya ? orang Indonesia itu nyari 3 : High Prestige,Low Price and Best Quality..sayangnya 3-3nya itu gak mungkin menjadi kesatuan….
jadilah…Keep Dreaming….
Proton dan Perodua laku di malasia bukan karena kualitasnya,tapi karena pajak yang diterima oleh ATPM disana lebih besar…
Betul, Proton awalnya sering disebutkan demikian, kualitas dan sepecs awalnya pun di bawah dari Jepang dan mereka sadar akan itu.
Jadi tentu ada imbal baliknya supaya laku, harga Proton waktu keluar beda jauh di bawah harga mobil Jepang. Waktu Proton Saga keluar, muncul nama ejekan Proton Saga kependekan dari “Potong Harga” kualitasnya di bawah, tapi saat ini Proton menjual mobilnya di UK, Afrika Selatan, ASEAN dan Australia.
apapun yg terjadi kita tetep DUKUNG karena moralitas itu lebih penting dari pada modal. investasi dsb. belajar belajar belajar… jauh kan sikap apriori.
untuk mobnas ane pribadi lebih mendukung tawon, gea, arina, boneo, wakaba & fin komodo :).
bahkan tawon yang banyak dicaci maki ternyata sudah siap memakai BBG dari awal perencanaan dansudah mulai diproduksi mulai 2007 dan ditingkatkan lagi tahun 2011… 🙂
http://mocinrider.wordpress.com/2012/01/16/pengalaman-test-drive-fin-komodo-yang-sangat-menyenangkan/
awal dari sesuatu tindakan memang tidak mudah tp harus dilakukan. wong pesawat aja bs dibikin.!
betul gak jelas mau di bawa kemana
Reblogged this on basheerabdulwahab.