Uji coba nasional motor matic Yamaha: one step ahead in 2 wheels marketing

Sekitar setahun lalu saya di training tentang kemungkinan arahan marketing saat ini dan masa depan. Dimana di masa depan (*dan mungkin saat ini) kepercayaan publik akan semakin dipengaruhi justru oleh jalur-jalur komunikasi yang sulit di pengaruhi brand, seperti jalur-jalur komunikasi di social media. Menurut researchpun membuktikan bahwa sebelum membeli, konsumen terlebih dahulu berusaha mencari tahu tentang info produk dari orang-orang terdekatnya dalam arti keluarganya, kenalannya, kerabatnya sendiri. Orang-orang yang betul-betul dikenalnya dan dianggap bisa di percaya.

Noted kalau blogger pun saat ini sudah dianggap hampir sama dengan media alias yang ditulis sama persis dengan apa yang terjadi di media… Maap boleh di argue, percaya atau tidak, tapi ini saya cuman share saja dari trainer.

Anyway… sebagai brand harus bagaimana pandangan ke depannya?

KOL atau Key Opinion Leader pun dianggap tidak lagi bisa memberikan kepercayaan. Maap, sekarang pun KOLs yang punya banyak follower dan reach pun juga bisa dibeli. Per twit sekian per blog post sekian, hari ini di bayar oleh brand anu, besok di bayar lagi oleh brand lain ya pindah kan… what’s the use? Cuman membuat pengeluaran saja sementara returnnya nggak da, model begini pun juga high maintenance, si brand harus keluarin duit terus…. ini menurut si trainer. Tapi… kembali menurut si konsultan trainer, spending ke KOL memang tetap harus di jaga tapi ada yang lain yang harus mulai diperhatikan… Yaitu konsumen yang merasa happy memakai produk ATPM itu sendiri!

Noted juga kalau para blogger pun seringkali dianggap sebagai KOL, alias orang-orang yang dianggap penting yang dianggap bisa mengarahkan persepsi masyarakat.

So? what is the next step?

Step lebih lanjut setelah menggunakan KOL, adalah dengan memanfaatkan evangelist mereka sendiri. Setiap brand besar pasti punya konsumen yang benar-benar puas sama produknya. Istilahnya mungkin evangelist itu kalau di ranah roda dua adalah fan boy. Saat ini sudah ada fan boy Yamaha, Honda dan lain-lain. Si fan boy memang sudah punya experience bagus terhadap brand, kalau si fan boy tinggal dikompor-kompori sedikit atau ada pengaruh si brand maka percayalah si evangelist ini akan lebih koar-koar tentang si brand…

Saya lihat saat ini Yamaha saat ini ada di fase ini, dimana evangelist mereka dimanfaatkan untuk mencoba motor mio. Harapananya apa setelah ini? Fans yang diberi kesempatan test drive ini pasti senang sekali di treat oleh brand yang memang mereka sukai! Pastinya mereka akan bicara lagi ke lingkungan sekitar-sekitar mereka, sebaran atau reachnya komunikasinya pasti meluas secara nasional.

Brand harus apa pada orang-orang seperti ini?

Involve! engage! nurture! Seperti Honda – Yamaha! Pastinya ini step awal. Kalau sampai ada kasus negative tentang suatu produk dimana brand kena masalah para fan boy ini lah yang akan membela suka rela, brand tinggal berdiri di belakang, sembunyi tangan dan main aman saja. Si fan boy ini sendirilah yang akan maju di depan membela si brand…semua suka rela!

Masih ada next stepnya?

Ada! Dan saat ini setahu saya belum ada ATPM yang masuk sampai sini. Yaitu mendaya gunakan evangelist untuk jualan! Yup! Ambil dan belajar dari cara-caranya direct selling! Coba belajar dari kisah sukses tupperware. Bagaimana tupperware bisa punya template proposal tentang tata cara mengadakan “Tupperware House Party”. Yaitu acara kumpul-kumpul ibu-ibu untuk… ya untuk jualan, untuk agent. Di template itu tinggal mengisi estimasi berapa banyak yang diundang, tingkat penghasilan dan lain-lain…. Crew tupperware akan datang, demo product… bayarin makan-makan, tentunya setelah acara akan di review, bagaimana hasilnya? Bagaimana penjualannya dan lain-lain… Kalau sukses? Ya mereka akan berkala datang!

Juga tupperware punya mekanisme keren tentang cara berjualan, tentang bagaimana mereka memaintain agen-agen mereka sendiri, semua ada sistemnya bro, mulai dari perekrutan, brain wash dengan full motivasi, sampai ketentaraman hubungan suami isteri pun mereka jaga.

Kalau roda dua gimana?

Wah… template seperti itu sangat bisa di jalankan! Sebuah RT atau RW bisa-bisa saja mengundang presentasi produk! Satu RT, satu kantor, satu sekolah, satu komunitas apapun bisa-bisa saja mengundang perwakilan ATPM untuk presentasi. Kalau ke dealer pasti jarang, tapi kalau tetangga sebelah ngundang untuk ngeliat motor/test drive? Mungkin jadi ikutan juga kan?

Mengerikan? emm agak ya… karena banyak juga pembeli motor itu bersifat spontan, mereka-kita, bukan lagi membeli motor lewat dealer! Tapi pameran di mal, di pasar kaget bubaran mesjid… betul?

Anyway untuk tupperware model house party bisa jalan untuk jualan, tapi memang belum tentu manjur untuk jualan motor. Harga motor tentunya juga mahal bro. Cara-cara lainnya? BUANYAK BUANGET!!! Lucu-lucu dan sangat kejam! Alias super manjur! Sangat mengerikan!

9 menit… tapi semoga berguna.

3 Comments Add yours

  1. miauwmiauw berkata:

    Yamaha bikin “Mio Get Member” tuh kemarin kemarin di FB. Ajak teman-temannya untuk sampai bener-bener beli Mio karena rekomendasi dan testimoni yg sudah punya sebelumnya.

    1. arantan berkata:

      Saya nggak denger, tapi memang member get member ini salah satu cara

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s