TOP AHM atas undangan workshop fotografi, tapi blogger lebih butuh workshop menulis

OK, mulai dari saya posting pertama yang kemudian ceritanya di “kasihani” kemudian di katakan “kurang wawasan” dan “kurang gaul” “pesimis” lah. Seperti comment-comment di sini. Sekarang ternyata keadaan terbukti berbalik, sayalah yang jadi kasihan pada teman-teman yang sebelumnya bisa begitu yakin soal trellis frame, gaul? gaulnya sama siapa? Sebagai teman yang baik tentunya saya ingin supaya teman-teman tidak mengalami kejadian kurang menyenangkan yang sama di kemudian hari.

Sebagian blogger apalagi mereka yang punya latar belakang jurnalis pasti tahu rambu-rambunya, bukan saja tahu ranjau-ranjaunya. Tapi teman-teman blogger slash journalist seperti ini tahu kenapa rambu-rambu tersebut ada, konsekuensinya kalau dilanggar apa, mengapa mereka harus tertib… dan terbiasa tertib.

Sayangnya sebagian lagi tidak punya kemampuan tersebut, tapi punya kemampuan blast informasi yang bahkan lebih besar. Ibaratnya 2-2nya sama-sama pegang senapan, tapi yang satu di train bagaimana menembak yang bener, yang satu lagi tidak, betapa mengerikan. Dalam keadaan sebenarnya malah senapan orang yang tidak mendapatakan training bisa jadi lebih besar, lebih kuat. Blogger slash journalist tersebut pun tidak punya kesempatan untuk sharing dengan blogger lainnya tentang cara posting. Lagipula belum tentu juga mau dengar kalau disharing kan? Pikirnya traffic juga mungkin gedean kok.

Saya tentunya nggak mungkin menjelaskan jurnalistik, marketing, dos and don’ts dalam satu posting, nggak mungkin. Ada universitasnya S1 malah dan bertahun-tahun, lebih lagi saya pun mendapatkan teori karena tuntutan pekerjaan.  Tapi secara singkat dan prinsip, yang paling mendasar adalah netizen perlu dapat pemahaman tentang social capital. Ini pun susah diterangkan. Ya sudahlah Intinya jaga nama baik, pelihara trust sebaik-baiknya.

Memang hari gini sulit, blogger pun adalah bukan blogger lagi, alias yang ditulis bukan dari pengalaman pribadi. Tapi menulis  berdasarkan release atau lebih bahaya lagi menulis berdasarkan informasi yang tidak bisa di pegang, “kata sumber orang dalam yang tidak dapat disebutkan namanya” Maksudnya orang dalam apa sih? Dalam apah? Sebetulnya kalau stay sebagai pakemnya blogger/ personal journal, menulis berdasarkan pengalaman pribadi, tidak kurang tidak lebih pasti aman.

Tapi hari geneeee???

Apa yang dibilang APM di teruskan saja mentah-mentah, di release ditulis irit! … blogger tulis irit, di release ditulis kenceng!… tulis kenceng, ikut saja. Apa betul-betul motor tersebut di test keluaran dealer atau sudah di adjust? Random sampling? Apakah betul-betul merasakan motor itu dibawa ke bengkel? Apa pernah betul-betul merasakan kencangnya seperti apa? Apakah tahu konsekuensi harga motor itu? Apakah tahu motor itu di parkiran seperti apa?… nope. Di release nggak ada yang kayak begitu….

Tapi nggak populer nulis “apa adanya” saja traffic pasti kecil… lho?

Hari gini pun para brand melihat lebih cerdik, bukan saja angka hits yang dilihat, tapi juga soal influencenya. Contoh, saya bilang jaket itu tembus air… Anda percaya kan? That is influence. Crowd bisa gede, traffic bisa gede, tapi yang percaya dikit, ya bahaya.

Back to judul…

Baru-baru ini AHM mengundang saya dan pastinya teman-teman lain untuk workhshop fotografi, terimakasih, kalau memungkinkan saya mau datang nambah ilmu. Tapi fotografi menurut saya walau penting tetapi bukan pembekalan yang urgent, mendingan sharing soal bagaimana cara menyaring informasi, memillih informasi, investigasi, mengejar sumber berita. Mungkin ada APM yang mau memfasilitasi?

11 Comments Add yours

  1. intertop berkata:

    Jlebbb..hahahaha..mantabs

  2. Evan berkata:

    Ini baru blogger bijak, menulis apa adanya, bukan ADA APANYA. Mas Saranto, salute!

  3. gendulstars berkata:

    Nahh lohh diomelinn ,aku nggak om,aku cuma copas foto cbr e sampeyan tak gawe profile bb ku…hehhehehe
    Ayo2 seng kesebut jenengee lak isin sehh..
    2 jempul buat om arantan..

  4. mimin berkata:

    hehe dasar blogger sinis, sama aja kayak benny

  5. jape methe berkata:

    kayak kisruh pssi, ga ada akhirnya. Lanjutgan

  6. az3angle berkata:

    ga pa2 lah…..saya baca cerita bloger reka2 seperti yang disebutin bukan karena percaya ma dia,cuma buat hiburan…melihat dia mempermalukan dirinya sendiri

  7. kong firman berkata:

    mana ada APM yg mau,mas??? 😆

  8. safetyrider berkata:

    Ane setuju dengan pendapat bro Arantan, dari dulu ane ga sependapat dengan perkataan yang mengatakan bloger itu menulis dengan hati, lebih dipercaya, rebutan hits perhari dan perbulan, blogger jaman sekarang terutama di otomotif roda dua, sdh seperti media infotaiment biasa.

    menulis kejar target berapa artikel perhari = berapa hits perhari, makin kontroversial makin panas isi kolom komentar, sehingga kualitas penyajian berita juga semakin berkurang.

    dan kalo ane perhatikan dibandingkan ketika awal-awal blogger roda dua ada, banyak komentator yang menurut ane bermutu sudah menghilang, karena perubahan ini.

    yang perlu ditanamkan kepada para blogger ini adalah, quantity =/ quality, usahakan membuat artikel yang berkualitas. walaupun dengan pengorbanan kuantitas yang berkurang, hits berkurang, tp ane yakin respect dan influence akan meningkat. dan cita-cita idealisme awal dl ketika beraggapan blogger lebih dipercaya dari media bisa tercapai.

  9. Goyip berkata:

    yang sabar ya bro…tapi ini nggak ada hubungannya ama merk lho ya…murni personal aja kalo saya liat…karna kelakuan orang emang beda beda…

  10. Syrup berkata:

    Wahhh…
    Semoga akur akur aj yah…saya cuma penikmat hasil karya para bloger. btw saya setuju tentang memilah dan memilih informasi. tp diblog lain dikasih keterangan “disinyalir” atau tanda tanya (?), Itu artinya beritanya belum pasti. biasanya klo yang pasti pakai kata “Confirm”.
    Tp Entahlah….
    Saya cuma penikmat informasi aj.. Semoga bloger Indonesia makin jaya.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s