AHM bukan jualan motor …

arantan-IMG_6173

arantan-IMG_6222 

AHM punya tempat training center dengan fasilitas terjaga dengan baik. Selain ruang-ruang kelas ada juga kantin bagus, juga salah satu lantai training centernya bahkan dibuat untuk menampung 60 mekanik untuk menginap disana. Ini karena pengajaran seringkali dilakukan lebih dari sehari, repot kalau bolak balik kan.

Konon sebelum produk dilempar ke pasaran, 3 bulan sebelumnya para perwakilan mekanik dari berbagai daerah, datang untuk mengikuti pengajaran di sana. Perwakilan daerah tersebut kemudian pulang ke daerahnya masing-masing untuk kemudian membuat lagi pelatihan di daerahnya masing-masing secara terstruktur.

Tempat prakteknya mirip saja dengan bengkel AHASS umum, tidak steril amat, tapi disini ada semua tipe AHM untuk bahan praktek. Dalam ruang tertutupnya pun, waktu bedah mesin saya di infokan tentang tata cara membuka mesin. Apa-apa saja yang harus dilakukan, semua ada urutannya, ada caranya, ada kunci alat-alat khususnya. Sampai ada juga SOP untuk tata cara meletakkan baut waktu buka mesin. Baut sisi atas mesin taruh di nampan atas, sisi kanan taruh dimana dan sebagainya… mereka sudah punya sistemnya. Bikin-bikin beginian tentu effortnya nggak kecil, sistemnya pun dibangun puluhan tahun, sistem yang sekarang tentunya diciptakan berdasarkan improvement dari masa lalu….

Ketika pembeli motor AHM, sebetulnya  mereka bukan beli motornya (*saja) tapi harga mereka juga berikut soal after sales ini. Fasilitas pengajaran dengan SOP ini tentunya makan duit, belum lagi soal ketersediaan suku cadang, sistemnya … semua masuk ke harga. Sama juga waktu kita beli property, yang kita sebetulnya bukan beli tanah dan bangunan rumahnya (*saja) tapi kita juga beli jalannya, sistem airnya, fasum, fasos, semua masuk ke komponen harga.

Setelah melihat fasilitas dan keseriusan AHM soal after sales juga soal harga motor-motor AHM yang masih kompetitif, saya anggap sangat wajar kalau AHM bisa menguasai pasar sampai lebih dari 50%. Ini juga menjadi bahan pelajaran bagi pabrikan lain, silahkan saja kalau masuk Indonesia, tapi … persiapkan matang juga soal after salesnya. Gimana mau lancar berjualan kalau after salenya tidak diperhatikan?

arantan-IMG_6156  arantan-IMG_6177   arantan-IMG_6216   arantan-IMG_6228

18 Comments Add yours

  1. bdt berkata:

    sekilas info:

    barusan terjadi kecelakaan di depan gedung summitmas 1 jakarta, rider spt tewas

  2. hadi berkata:

    mirip juga dgn AHASS….

  3. Vi berkata:

    Klo yg non AHASS Kira2 bs gak bljr dst

  4. pak tarno berkata:

    memang SOP waktu latihan terbilang bagus, tapi di lapangan malah dilupain.
    ane pernah temui mekanik beres yg serampangan, ngegas motor tanpa menutup knalpot pake corongan asap. padahal unit tersedia. dan finishing tanpa mengecek RPM pake tacho elektrik (bebek n matic) padahal alat juga ada.

    1. gerorogunso berkata:

      klo di daerah ane rata2 kurang perhatian sama SOP, kurang lebih sama kayak yg nt bilang

  5. apri berkata:

    kalau lagi training memang harus sesuai SOP..tp di lapangan bisa sedikit berbeda, kadang karena special tool yg kurang lengkap jd ya gimana caranya cr alternatifnya..

  6. raffiah berkata:

    di bayar berapa sama AHM? Wkwkwkwkw

    1. arantan berkata:

      Lihat track record saya dulu deh….
      Saya juga bisa asal bilang:

      Dibayar berapa comment kayak gini?
      Wkwkwkwk

  7. Encang Dikin berkata:

    lah di AHM training center yang ditraining tuh mekaniknya, lah di AHASS yang nyervis tuh anak SMK yang pada PKL.. Gimana mau bener? Dibayar aja kagak itu anak PKL..

    1. cerd berkata:

      anak PKL mereka blajar OM… tetep mekanik utama yg mengerjakan ada hal2 yg dikerjakan anak PKL dg supervisi mekanik … pkoknya nggak dilepas langsung

  8. gogo berkata:

    dg kt lain, Honda sukses meraih ‘hati’ masyarakat tanah air..

    1. arantan berkata:

      Begini, bicara soal after sales….
      Mau nggak mau si AHM ini jadi benchmark untuk ATPM lain. Kalau mau jualan motor di Indonesia, ya harus punya after sales paling tidak se siap punya Honda. Yang walau pun tentunya bukan serba sempurna, tapi saya lihat pabrikan lain belum se-ready Honda.

      Tentunya pengaruh ke harga jual, kalau berani pasang harga lebih tinggi, berarti harapannya after sales juga harus lebih baik dari AHM …

      Baru-baru ini saya dengar dari teman di Facebook, BAI menaikkan harga service ke 95 ribu. Apakah memang harga tersebut pantas? Ya nanti biar dinilai oleh para penggunanya.

      1. totok berkata:

        after sales merk lain tidak se-ready honda??
        masa sih,?
        coba gimana tanggapannya tentang busi NMP yg sempat langka, malah unitnya tersedia di bengkel yamaha, atau soal oli CVT yg bahkan blogger warung dohc (cmiiw) dulu pernah malah pake yamalube, 😀 karena masih jarang oli cvt ahass.
        trus penanganan injeksi yg belum sesiap merk lain.. 🙂

      2. arantan berkata:

        Betul juga, sorry kurang paham karena terakhir pakai Yamaha tahun 2007. Anyway yang saya tahu beberapa brand yang baru masuk ke Indo masih sangat jauh kesiapan after salesnya.

        Kalau brand lama seperti Yamaha, Suzuki rasanya juga punya training center seperti ini. Suzuki sy pernah ke training centernya di Lebak Bulus, kalau Yamaha nggak tahu dimana, harusnya ada juga.

  9. ron berkata:

    sampe ahass kok beda yak?

  10. stevant berkata:

    AHM tidak cuma jual motor ….ya memang….tapi janjinya juga sulit untuk dipegang terutama soal inden yg bisa terkatung-katung tanpa nasib jelas dan ada kepastian kapan motor ybs bisa sampai ke konsumen…..

  11. dani berkata:

    Lagi bahas bajaj..ayo teruskan bro kalo bs sekalian open letter

Tinggalkan Balasan ke stevant Batalkan balasan