Masih bisakah bike to work di Jakarta?

on

20170604_121208

Hari ini saya baru melewati jarak bersepeda terjauh, sebelumnya jarak terjauh adalah 46 km, hari ini menjadi 60 km, dengan average speed 22.5 kpj. Dengan jarak tersebut saya bisa 3 kali pulang pergi dari rumah ke kantor yang berjarak 10 km. Jadi secara teori, kalau tenaga saja saya bisa bersepeda dari rumah ke kantor. Bisa mengirit biaya, badan juga harusnya lebih sehat. Untuk urusan waktu pun, 22.5 kpj jauh lebih cepat dari bermobil ke kantor, karena biasanya jarak 10 km saya tempuh dalam waktu 1 – 1.5 jam.

Perbandingan Bermobil di hari kerja Bersepeda Minggu
Jarak 20 km (one way 10 km) 60 km
Speed 10 kpj – 6.667 kpj (waktu tempuh 1 -1.5 jam) 22.5 kpj

Kalau jarak 10 km, bisa saya tempuh setidaknya di average 22.5 kpj, cukup perlu waktu 0.444 jam dari rumah ke kantor, cuman 26 menit! Jarak 10 km bisa ditempuh dengan cukup mudah, keringat pun baru sedikit lah, paling cari tempat mandi saja.

20170530_073146

Tapi nyatanya tidak mungkin bersepeda ke kantor, pertarungan dijalan saat hari kerja naik mobil saja sudah bikin stress. Tidak ada space tersisa, boro-boro tersisa, yang ada lajur yang mestinya untuk busway pun di curi oleh para pengendara baik mobil maupun motor dan sudah sangat biasa, terjadi setiap hari. Kala ruang gerak sempit, sementara masing-masing pengendara kendaraan bermotor mengejar waktu, maka pengendara jadi beringas, tidak lagi punya simpati, saling hormat dan memberikan ruang cukup. Yang ada, begitu ada peluang, tidak peduli lagi apakah benar atau tidak langsung sikat saja.

Saya pun sangat jarang melihat ada pesepeda yang berani di jalan besar kalau hari kerja. Parkiran sepeda di kantor pun hanya ada sekitar 10 sepeda maksimum, jauh sekali kalau dibandingkan dengan tempat parkir mobil yang sampai perlu gedung parkir, motor yang juga sangat luas.

Memang tentunya tidak semua pengendara kendaraan bermotor adalah sadis-sadis, tapi sungguh resiko tinggi untuk berkendara di hari kerja di Jakarta. Jaraknya sih sanggup, tapi resiko dan kompetisinya terlalu tinggi.

Di Jakarta ada beberapa jalur yang punya lajur sepeda seperti di sekitaran Senopati, tapi tentunya ketika hari kerja itu tidak berlaku dengan sendirinya, ya boro-boro, lajur khusus busway saja pun dicuri setiap hari.

Screenshot_20170604-120801

20170528_081156-01

20170528_085256

9 Comments Add yours

  1. RichardGN berkata:

    Aku aja yang kuliah mending jalan kaki 20 menit daripada bawa sepeda gatau parkir dimana wkwkwk Jakarta ganas

    1. arantan berkata:

      Parkiran kalau di mal seperti FX atau kantor saya sebetulnya disediakan gratis, banyak juga tempat-tempat parkir sepeda di area parkir motor yang dulu memang dibuat untuk menaikan minat bersepeda, tapi ya sekarang biasanya kosong saja.

  2. awansan berkata:

    Jalan jalan di Indonesia belum ramah untuk para pesepeda 😥

    1. arantan berkata:

      Terlalu mewah kalau Jakarta punya jalur yang khusus bagi para pesepeda.

      Mungkin juga tidak ada jalur pesepeda yang rapih karena memang kelihatannya kebutuhannya tidak banyak, tidak banyak orang yang bersepeda di Jakarta di hari kerja. Ya mungkin kembali lagi, hanya sedikit yang bersepeda karena keamanannya itu.

      Jadi seperti ayam dan telur …

  3. Zahron berkata:

    Om, apa sampeyan itu kenal dengan Nio Pangestu , (niopa.wordpress.com), saya kok merasa kalian itu punya beberapa kemiripan ya?

    1. arantan berkata:

      Mas Zahron, lain ah ya?
      Nio membahas soal film kok 🙂 walau saya juga sangat suka film sama nonton serial TV sih, tapi jarang sekali posting soal film/TV.
      He he he, kapan-kapan ah.

  4. Kasamago berkata:

    buwat dijam kerja g berani naik sepeda.. setor resiko ke pengendara kendaraan.
    pesepeda di negeri ini blm di istimewakan

  5. arif berkata:

    anda pengeluh!
    gw, bike to work di jakarta. sejak 2014 hingga kini. butuh kgesitan, seni n kecerdasan n mental anti ngeluh, jd bike to work di jakarta. jalur gw palmerah-sudirman-thamrin. toh gw tetap sehat dan tampan smp skrg. Yg bilang gak bisa b2w di jakarata, krn mereka memang mentalnya pengeluh dan dididik manja. terimakasih

    1. Rusli berkata:

      Setujuuuuu, arif. Bersepeda gak cuma asal bisa gowes tapi juga butuh kecerdasan berpikir dalam hal ketepatan menyalip, dan kegesitan rider menggowes serta menjaga jarak dengan kendaraan bermotor

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s