Berhubung dengan usia yang semakin tua dan juga aktivitas harian yang hampir seharian duduk di kantor, saya merasa perlu untuk mencari kegiatan olahraga yang niatnya mau dilakukan secara reguler. Olahraganya harus yang semurahnya, gampang di akses, maksudnya bisa saya lakukan sendirian saja, juga durasinya tidak lama.
Yang paling gampang, tentu jogging keliling komplek saja. Sekarang juga rasanya olahraga lari masih nge-trend, kurang tahu sampai kapan atau apakah berlari ini bukan soal trend saja, tapi selamanya ada, seperti trend olahraga bersepeda yang dulu begitu booming, sekarang agak turun tapi tentunya masih banyak saja yang melakukan.
Pertama kali saya lari dari 4 Juli 2016, jarak 1.64 KM, pace 1 km ditempuh 9 menit 22 detik. Tracking juga masih menggunakan App Nike + dengan handphone yang di pegang. Waktu itu masih perpaduan jalan dan lari, banyakan jalannya. Setelah itu secara bertahap, jaraknya diperjauh. Untuk menghemat, minggu-minggu pertama masih menggunakan celana rumah, baju rumah saja karena saya juga belum yakin apakah mau meneruskan lari-lari atau cuman iseng sebentar.
Yang penting coba dulu lah.
Gear
Sepatu lari saya sekarang ada 2, Asics Gel-Zaraca 4 warna merah, sepatu yang empuk dan nyaman, modelnya pun bagus masih cocok kalau dibuat ke mal. Selain itu yang lebih baru ada New Balance Zante 2 warna hijau electric campur hitam. Saya beli New Balance setelah googling dan disebutkan bahwa New Balance Zante ini merupakan sepatu best buy. Harga affordable, performa bagus. Sol New Balance Zante lebih tipis dibanding Asics, contour jalan lebih terasa, baiknya catatan waktu sedikit lebih baik dibanding menggunakan Asics.
Perlahan saya mencicil membeli baju dan celana untuk lari kalau lagi discount, baju dan celana yang bahannya enak dengan bahan seperti Dri-Fit. Sekarang sampai kaos kaki pun pakai yang khusus lari dari asics, siapa tahu ada efeknya supaya larinya bisa lebih cepat.
Untuk tracking lari saya menggunakan Garmin Forerunner 235 yang dari hasil browsing merupakan jam terbaik untuk berlari. Statistik dari Forerunner bisa di connect ke Nike + dan Nike Run Club (NRC). Walau tidak dijamin kecepatan transfer, kadang instant, tapi ada beberapa run yang butuh mingguan baru terupdate ke data Nike Run Club, atau sama sekali tidak.
Hasil tracking menggunakan jam dan iPhone sangat beda, untuk jarak sekitar 5 KM, bedanya bisa sampai 200 meter, Garmin selalu lebih jauh, otomatis statistik berlari di Garmin akan terlihat lebih jelek.
Cedera
Perlahan jarak tempuh berlari bertambah dan saya makin merasakan comfort malah sedikit addictive dengan rutinitas baru. Kalau nggak lari rasanya nggak hidup, mengejar pace dan distance. Sehingga sekitar sempat cedera yang membuat stop lari selama 3 minggu dari pertengahan Juli sampai pertengahan Agustus. Dokter spesialis ortopedi Siloam Kebon Jeruk waktu itu diagnosanya overuse, bukan dari si lutut, tapi ada yang ketarik dari paha belakang sampai betis. Obatnya beberapa pain killer dan juga si betis dan paha belakang dikasih salep supaya ototnya relax. Dokter waktu itu pun bilang, istirahat, tapi lari jangan ditinggalkan.
Vacuum lari selama 3 minggu, mulainya lagi pun ngeri … trauma kalau-kalau sakit lagi.
Restart mulai dari nol, mulai perlahan dulu dan juga jarak antar lari dibuat longkap lebih jauh.
Performa lari saat ini
Catatan waktu terbaik:
peralaan terpenting saat berlari itu, cuma tiga: alas kaki, track, dan kemauan. Jadi arantan.com sekarang berpindah ke sini, Pak?
Ndak tahu bro, masih lihat-lihat aja nih.