Ini slidenya Oom Philip Kotler tentang marketing 3.0. Bicaranya sudah bukan lagi soal deferensiasi, posisionting dan lainnya. Bukan berarti dilupakan sih, tapi fokusnya sudah lebih advanced lagi.
Marketing 3.0 adalah jargon marketing ciptaan Philip Kotler. Konon kalau marketing 1.0 melihatnya dari fokus product dan marketing 2.0 ke customer centric, marketing 3.0 fokusnya lebih ke human spirit: making a world a better place. Jadi mau di dekatkan ke pedoman hidup. Bukan lagi bicara product ataupun semata yang customer butuhkan.
Ciri-ciri marketing 3.0 semuanya ada di AHM saat ini tapi tidak ada pada pabrikan lain.
OK, ciri-ciri marketing 3.0 yang paling mendasar dan saya lihat ada di AHM mulai dari filosofinya marketing 3.0: making the world better. Yang dijual AHM adalah brand yang meningkatkan kehidupan: better world. Better untuk siapa? Better dari atas sampai ke bawah, pokoknya yang contact dengan AHM happy! Dari sisi korporat membuat produk/solusi yang pas bagi penghidupan. “Pas” maksudnya memberikan value yang “baik”, berbisnis yang jujur. Jadi customer happy, brand happy, tentunya jualan lancar dan ujungnya shareholder tentu happy. Karyawannya? ya tentu harus happy juga, semuanya saling terkait.
Misalnya? Mereka melakukan heavy promo tentang PGM-FI, aktif di sosialisasi safety, aktif di banyak kegiatan-kegiatan yang berkonotasi positif lah. Yang dijual adalah “Honda” adalah menyehatkan Indonesia, solusi transportasi, solusi lingkungan/ramah lingkungan. Apakah misalnya Yamaha Indonesia tidak punya teknologi injeksi? Lha mereka kenyataannya punya, tapi yang promo secara heavy? Ya AHM duluan.
Ini secara filosofi dulu … better life, better place.
Ok, ciri yang kedua dari marketing 3.0 adalah shifting dari product to service.
Ciri lain dari 3.0, yang dijual adalah bukan barang secara putus lagi, tapi service. Artinya experience terhadap produk bukan saja berhenti pada produk saja, tapi service dari brand harus baik di semua lini. Dalam arti jaringan service harus dibina dan bener, bikin lomba kompetisi mekanik berjenjang, bikin pemeliharaan dealer dan lain-lain. Contact ke semua orang AHM, harus baik, mau mekaniknya, mau siapapun.
Moving on, yang ketiga di marketing 3.0 adalah kesadaran brand tidak lagi bisa punya control komunikasi secara penuh.
Noted brand tidak lagi bisa control komunikasi secara penuh, apalagi di era keterbukaan dan liarnya komunikasi di era social media. Tidak bisa di kontrol penuh, tapi bisa di pengaruhi.
Contoh: ya AHM memang yang duluan merangkul blogger dan terus memelihara kedekatan dengan blogger. Memang bukan berarti dengan kedekatan tersebut AHM punya control full terhadap blogger, tapi paling tidak dengan kedekatan, jika ada keluhan bisa lebih dahulu di clearkan dengan timnya AHM.
Ciri lainnya? Banyak ui….
Bagus mas saranto ulasan artikelnya
memang sprtinya akhir2 thn blkangan honda sprtinya jarang menonjolkan iklan komersil dari produknya sendiri… ga jor2an sprti yamaha yg kliatan nafsu ngejual iklan dimana2
honda pendekatannya bagus sih .. ke arah humanisme.. penghargaan buat mekanik contohnya.. pembangunan tenaga listrik. . Beasiswa… ok dan gampang diterima massa
mantab, nice share.. nmbh ilmu marketing lg..
Honda bener2 niat n smangat dlm berdagang.. pabrikan, pekerja ,diler, lising, konsumen dibkin hepi..
masih gak pake honda…
itulah intinya pemasaran. Barang laris, tidak selalu barang terbaik. itulah hondanya ahm.
Honda modalnya gede plus segala segmen dia punya plus dari awal honda sudah membuat mindset motor irit berkualitas dan jaringan luas ya Honda
kalo ‘one heart’ nya honda termasuk juga ga, om?
lho.. lha itu tagline “one heart” kan arahnya sudah ke marketing 3.0 ketimbang tagline “semakin didepan”
gak coba bahas bubble housing dan efek nya ke dunia otomotif om?
Mesti cerita panjang kalau dari subprime mortage ke otomotif sih, karena kaitannya tidak langsung.
menarik sebetulnya… karena denger2 di Indonesia mau terjadi bubble housing… kalo sampe terjadi subprime mortgage ya bisa2 banyak pengangguran…
dan otomatis industri otomotif akan lesu…
Yang saya liat soal konsistensi penerapan SOP di bengkel AHASS memang cukup tinggi, meski kadang masih bikin lecet bodi motor, tapi urusan safety saat tes motor konsumen dan lama waktu service cukup konsisten detail seperti ini cukup penting buat konsumen.
Mantap pembahasannya.
Marketing 3.0 itu strategi dari Kotler bareng Hermawan. Dan, siapa konsultan AHM (dan juga Astra Toyota)? MarkPlus.
Adhams, jangan kenceng-kenceng donk akh.
Ooo ternyata…
Okelah,marketing honda jempolan,tapi perhatikan juga kualitas sdm nya,khususnya sales,jgn hanya bisa nungguin motor jualannya,tpi ngerti seluk beluk motor.ane sempet dibuat bingung oleh keterangan sales honda cibeureum tentang idling stop,sistem ini berfungsi bila telah mncapai suhu tertentu atau panas trtentu katanya.waladalah”,klo gt,apa bedanya idling stop dgn mesin rusak,ktika panas langsung mati….trus apa fungsi radiator kalo gt…dan bknnya idling stop itu aktif sejalan dgn waktu trtentu,misal 3 mnit mesin nyala,langsung mati dlm kedaan standby
Mantap sekali gan!
Tapi yang agan disebutkan salesnya memang betul, di ISS di PCX seperti itu, ketika mesin dingin dan motor baru dihidupkan, ya mesin tidak akan mati. Di buku manualnya pun dituliskan ada prasayaratnya supaya mesinnya bisa mati.
Fungsi radiator adalah untuk menjaga temperature mesin gan, kalau ISS ditujukan untuk menghemat pemakaian bahan bakar/efisiensi.
Kemudian yang agan sebutkan tentang engine cut off, ketika mesin panas itu bukan ISS gan. Itu untuk menjaga keawetan mesin.
Saya coba ceritakn dengan contoh gan. Ada suhu optimum mesin, katakanlah di 90-100 drajat celcius. Selama belum mencapai batas suhu bawah mesin, ISS tidak bekerja. Fungsi kipas radiator bekerja untuk mendinginkan mesin jika suhu katakanlah di 95 derajat celcius, tujuannya supaya suhu panas mesin jangan sampai lebih dari 100 derajat. Jika mesin dipaksa terus digenjot, sampai suhu mau meledug, katakanlah di 120 derajat Celcius, maka engine akan diputus. Dan ketika mesin dingin baru bisa distarter lagi.
Jadi radiator, engine cut off dan ISS memang masing-masing berbeda jauh gan.
Siip bro,trus gmn kalo motor dibawa jalan jauh,katakanlah 120 km dgn brkendara normal,artinya gk pake grasa grusu,sy khawatir mesin mati kalo gtu krn suhu mesin dah pasti panas abis walau kgk digeber
Om Mangdarmawan … mungkin penjelasan ini bisa mencerahkan
http://jalanberkarisma.wordpress.com/2013/04/16/cara-kerja-idling-stop-system-vario-125-cbs-iss/
yach karena ahm membuat differentai produk berdasarkan tiap segment, bukan membuat produk dgn banyak tipe tapi u/ satu segment kaya ymaha,
yach wajar aja yamaha keok
Better life.. Oke juga ya strategi ahm.
Piaggio dengan modal vespa yg konotasinya pada life style bisa melakukan yg sama..
http://tanurblog.wordpress.com/2013/07/15/vespa-versi-murah-jika-masuk-sini-berminat-belikah/
IMHO setau ane marketing 3.0 bukan idenya kotler tapi si hermawan, hermawan pake nama kotler di bukunya dengan perjanijan pembagian royalti 90:10 biar bukunya kejual ke masyarakat internasional
Nice info..
Sippp..
Hati2 lo mas arantan nanti di gempur kerajaan masa lampau ..
om arantan mah dah kebal sebelum ada FBY dia jg dah pernah di serang ..maholigan klo gk salah thn 2010 lupa artikelnya
IMHO.. kalau kita selalu mengiku tulisan pak arantan sepertinya kecil kemungkinan untk bisa memojokan penulis..
Kalau mreka kagum akan tulisan pak arantan itu baru saya yakin
mangap