Saya masih harus ber busway sampai hari ini dari hari Senin, karena motor satu-satunya sedang di opname, diperkirakan motor selesai besok hari Kamis.
Kedua foto di atas di ambil waktu hari Senin 18 Desember 2012, saat menggunakan bus kawasan SCBD. Foto paling atas adalah kondisi dalam bis. Saya harus lunch meeting saat hujan tiba-tiba turun, saya sebetulnya sudah sampai di Pacific Place tepat pada waktunya, tapi nggak bisa nyebrang walau tujuannya cuman 10 meteran di depan mata, hujan deras.
Ya udah, akhirnya ngambil ojek payung …
Foto atas waktu sampai di kantor, setelah sejam perjalanan, kalau berangkat sekitar jam 6:00-an lebih, waktu untuk naik umum masih selisih tipis dibanding menggunakan motor.
Ini waktu pulang, lama waktu naik angkutan umum selisihnya jauh dibanding menggunakan motor. Naik angkutan umum jadi sekitar 2 jam lebih, sementara naik motor 1 jaman. Ini karena lama di busway. Kadangkala lama nunggunya sampai bisa masuk, sudah itu dijalan pun sangat lama alias kena macet, saya cuman 2 stop busway dari Semanggi ke Slipi, sama persis kalau menggunakan kendaraan pribadi, maju semeter berhenti. Jalur buswaynya sama sekali tidak steril.
Pulang sekitar 20:30 an, ya sudah beli nasi goreng tek-tek dulu.ย Untuk perjalanan pergi termasuk nunggu-nunggu makan waktu sekitar 1 jaman kurang saya track menggunakan app everytrail, peta atas dapat di click untuk diperbesar.
Jembatang buswaynya sendiri ya… nggak ancur-ancur amat, tapi juga nggak OK-OK amat ๐ Tapi memang halte busway berhenti di jembatan Semangginya sementara kantor masih harus berjalan jauh. Total naik turun sekitar 1 km an one way, kalau ditambah jalan kaki dari rumah untuk naik mikrolet, sekitar 500 meteran. Jadi total jalan kaki 3 km an perhari.
Menurut saya sebetulnya Jakarta mass public transportation sudah siap kok. Kalau mau ngomong “bisa” naik angkutan umum ya bisa, tapi memang banyak sifat angkutan pribadi yang sampan kapan pun tidak bisa di samai oleh angkutan umum yang bersifat publik. Naik angkutan pribadi tentu lebih fleksibel, lebih cepat, lebih santai, malah seringkali lebih murah, bisa pula lebih aman …
Saya bilang untuk trayek saya, mass publicnya sudah cukup OK untuk dinaiki, tapiย kalau di compare experiencenya dengan naik motor, saya bingung juga, kelebihannya naik busway apa ya?
Apakah lebih baik ambil jalan pintas saja untuk memperburuk experience berkendaraan pribadi? Kalau memperbaiki busway tentu sulit, ya lebih baik experience kendaraan pribadinya diperburuk? < Perburuk tentu lebih mudah daripada memperbaiki kan.
End of side…
kelebihannya..?? berkurang satu kendaraan di jalan ๐
Yap, itu namanya saya menguntungkan orang lain ๐
minimal menurunkan 1 kemungkinan angka kecelakaan pada sepeda motor
plg gak hidung gak ngisep asap knalpot langsung.
kantornya di plaza mandiri ya om?
iyah.
satu gedung kantor brarti kita om,pantesan viewnya mirip dr jendela kubikel saya. jangan2 pernah papasan or ketemu di parkiran motor (saya biasa di lobby barat coz pake lx). soal transportasi umum di jakarta terutama busway mnrt saya msh parah manajemennya tp mau gimana lg. Awal2 ngantor di scbd msh bawa mobil tp cuma kuat 2 bulan (coz rumah ujung selatan jakarta). Bertahan 2 thn naek busway koridor XI yang klo antriannya parah dan jakarta ujan bs 2-3 jam di jalan. Skrg hampir setaun jd biker. Lumayan cuma sejam dijalan ( dgn style riding alon2 asal kelakon)
Warna apakah? LX cuman dikit kok. Saya di parkir barat juga ๐
warna merah om, depannya ada stripping bendera itali sm no.7. Tapi klo diparkir barat slalu saya tutup pake cover coz dah 2x kebaret. biasa parkir persis didepan pintu lobby barat. biar keliatan dr jendela kubikel. hehehehe
Wk wk wk ๐ saya pakai Skywave Night Rider coklat, biasa parkir sudah di ujung ๐
Nice Post,
Teruskan dalam memberi artikel yang bermanfaat,
Maju Terus,
Pantang Mundur.
http://www.law.uii.ac.id
Ada Botol BIR Bintang… kasihan yg di bawah ketimpa Botol..
kayanya mulai besok saya mau coba naik busway, mumpung jakarta lagi jinak ๐ soalnya lumayan stress juga sih naik motor minggu lalu, ngerasa buang waktu ngantri pake motor.
kayanya kalo naik angkutan umum saya bisa ngelakuin hal yang lebih bermanfaat sepanjang perjalanan saya.
Iya, di busway saya sempat ber bbm an. Bini nanya, di busway BBMan? nggak ngeri? Lha sebelah saya ada yang dengerin music pakai iPhone putih kok, banyak yang pakai BB. Malah sempat ada yang colok earphone ke dalam tas, setelah itu ngeluarin devicenya dari tas u ganti lagu… devicenya gede, ukuran 7″ merk Samsung! ๐
________________________________
iya, saya kangen masa2 naik busway atau angkutan umum waktu saya kuliah.
kalo pun saya stuck di busway lebih lama dari naik motor (pastinya sih lebih lama) saya bisa teleponan, ngegambar di notes (saya suka gambar2 soalnya), dengerin musik atau bahkan kenalan sama cewe2 ๐
mungkin kelebihannya klo ada yg montok di depan kita.. tapi kekurangannya klo ada yg apek baunya
memang beruntung jika jalur rumah ke tempat kerja bisa klop dengan busway. apalagi dari rumah menuju halte busway, lalu lintasnya tidak terlalu padat, tapi bagi yang tidak yah terpaksa keukeuh naik mongtor… contoh seperti saya yang tinggal di jatibening I, kerja di kalibata. hmm mau gak mau harus lewat kalimalang.. naik angkot??? kapoooookk….. ๐ฆ
udah lamaaaaaaaaaa tidak
selamat sampai tujuan sampe kantor ๐
yah lumayan lah, bisa liat2 cewe bening (sayang bareng emaknya)
cerdas! salah satu cara mengajak masyarakat untuk menggunakan transportasi umum
Saya pendatang. Hidup di Jakarta, memutar balikkan kehidupan saya.
Di Jogja, kemana-mana, saya selalu naik motor. Karena tempat-tempat di Jogja lebih mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum.
Sedangkan di Jakarta, yang membuat hati saya bersorak, kemana-mana bepergian, selalu ada kendaraan umum yang menjangkaunya.
mungkin itu ya, salah satu manfaat mass public transportation ๐
Menurut saya, mass public transportation di Jakarta masih membutuhkan perbaikan. Walaupun merasakan manfaatnya, kadang ada juga keluh-kesah dari si penumpang dalam segi pelayanan
salam
happy blogging!