Lihat dulu kebelakang, bagaimana Yamaha pernah neck to neck dengan AHM. Mereka bisa begitu salah satunya karena skutik. Secara produk AHM muncul belakangan di skutik. Yamaha keluar duluan dengan Mio, yang kemudian bisa mengambil porsi baru di market baru.
Kemudian lebih atas lagi dari produk, strategi corporate brand nya ketika itu bener/pas. Secara segmentasi bener, si Yamaha berani mengeluarkan produk yang di market di perceive lebih canggih dengan harga lebih murah. Waktu itu selisih harga Honda dan Yamaha tidak setipis sekarang.
Butuh beberapa tahun kemudian sampai AHM bisa membalikan lagi keadaan, market skutik diambil, harga didekatkan hingga bersaing. Butuh berapa tahun bagi AHM untuk mengembalikan market share?
Ada yang bilang kesuksesan masa kini adalah hasil pekerjaan masa lampau. Yamaha terlena dan kelabakan atas sukses masa lalu, market share Yamaha kini makin lama makin kecil.
So how?
Hari gini kalau berharap dan nunggu ketemu blue ocean lagi seperti dulu ketemu blue ocean skutik, waduh syulit mennn, hampir di semua lini yang mass product AHM punya barisan kuat. Tapi tentunya bukan berarti nggak bisa. Yamaha harus berani dengan taruhan gede, kalau dulu Yamaha dari nomor 3 menjadi nomor 2 malah attacking nomor 1, mereka nothing to loose. Tapi Yamaha semakin gemuk dan sekarang tidak lagi seberani dulu.
AHM malah lebih berani, PCX, CBR … sekarang bisa masuk semua. Untuk di retro, pakai Scoopy mereka duluan, ini mungkin mau masuk lagi dengan zoomer X. Honda lebih radikal dari Yamaha, ini sesuatu yang aneh bener. Nomor 1 bisa lebih berani? Fail atau success belakangan, tapi yang penting keluar dulu, berani dulu. Kalau gagal, ya perbaiki.
Yamaha mesti berani spend untuk research and development, juga harus berani mengeluarkan produk dalam skala besar. Kalau mau main aman sudah tahu hasilnya akan gimana. Your market share is getting smaller every day. Main berani pun tentunya punya resiko lebih besar, tapi taruhannya itu, berani berubah atau mati pelan-pelan?! Jangan give up!
So?
Yang lebih atas dan harus dibenerin Yamaha duluan adalah mengikuti basic teori marketing soal segmentasi, positioning dan ujungnya brand perception…
Yamaha mau kemana? mau ngapain? Dulu mereka bisa masuk pasar dengan harga lebih murah – teknologi lebih OK (* ya memang katanya, semua pabrikan juga ngomong gitu sih). Sekarang? harga dekat dengan AHM, teknologi juga neck to neck, model AHM juga sudah tidak lagi sebatas ganti stripping. Mau kemana? What is your edge Yamaha? mesti pencarian diri dulu, apa yang dibutuhkan pasar, pasarnya mau gimana, untuk siapa?, back to the market, back to drawing board.
Kalau pakai strategi me too gimana?
Me too, maksudnya mengekor pabrikan atas saja, pasti bener. Strategi ini by the book marketing technique juga. Lihat saja kalau ada developer besar buka kawasan. Misal BSD, Bintaro, pasti ada developer kecil-kecil yang muncul di sekelilingnya. Bahkan kalau kita lihat di brosur, di peta lokasi real estate tersebut juga menginclude posisi BSD, posisi Bintaro. Kenapa ngikut? Ya market sudah ada, akses juga mungkin sudah dibuatkan, investasi ke infrastruktur dari tol, sampai fasum fasos SD, SMP, SMA, mal, bisa ngikut si real estate gede yang sebelah itu. Mau berenang, tinggal ke komplek sebelah, ke mal juga dekat…
Strategi ini juga diterapkan di telco, mulai dari promo package, customer service operator yang nempelin ke operator besar sampai semua-muanya deh. Naro menara pun, tinggal lihat saja researchnya operator sebelah, marketnya ada pasti bener. Tapi XL jadi nomor 2 bukan dengan mengekor indosat!
Untuk di Yamaha saya rasa strategi ini lebih baik jangan dulu di terapkan. Karena Yamaha masih punya fighting spirit, masih punya chance untuk menekuk ulang Honda. Masih punya daya untuk research dan development dan yang paling penting sukur-sukur masih punya nyali!
Karena dengan strategi me too ini, berarti main aman lagi. Survive mungkin iya tapi mati pelan-pelan seperti sekarang. Namanya juga ngekor, kalau ngekor mana bisa jadi kepala? Nggak lah, si Yamaha harus berani jadi nomor satu!
Kemudian juga ada lead time sebelum motor keluar di pasar. Market motor lucu juga, marketnya dinamis tapi peluncurannya lamaaaa. Dalam arti lead time untuk research dan design, sampai keluar bisa makan waktu sampai satu tahunan atau lebih? Motor yang keluar sekarang itu hasil research 1-2 tahun lalu. Kalau di telco market dinamis, tapi promo juga bisa mengikut cepat. Tarif promo (*package) bisa di buat dalam 1 hari (*kalau nekat) apalagi soal cuman penurunan tarif. Rp 10!!! Besoknya sebelah keluar Rp 0,01, besoknya bales lagi Rp 0,000001. Bisa begitu, kalau motor sulit. Kalau Yamaha mau me too AHM saat ini, produknya baru keluar setahun kemudian dan AHMnya tentu sudah lari di depan lagi…
BUKAN berarti me too ini salah lho, cuman menurut saya sayang kalau di terapkan untuk Yamaha.
Siapa yang tepat pakai me too? maaf Suzuki. Dari pada kusut ribet apa-apa salah, mending tongkrongin saja researchnya Honda, buat produk serupa. Bakal gede sih nggak, tapi harusnya aman.
Lebih enak kayaknya me too aja si Yamaha
klo head to head itu kok seperti pas Honda loncing Scoopy dibalas yamaha pake Xeon yang fail 🙄
Nagh me-to nya Yamaha juga jangan lelet, Scoopy baru dilawan Fino 2 tahun kemudian. hadewww
Hmmm…knapa Yamaha gak nyoba segmen dual purpose kayak Kawasaki dengan KLX dan D-Tracker-nya ya?? Meski di situ sudah ada Kawasaki tapi pasti resource Yamaha lebih besar dari Kawak, dan Honda belum main dsitu. selain itu juga punya Scorpio yang basicnya juga trail. KLX 150 yang mesinnya biasa-biasa aja bisa laris manis meski ditaruh harganya mepet2 Vixion/Scorpio/Tiger n mesti indent
kalau zoomer X masuk, bakalan keren tuh…
Yamaha punya stock keren tapi tetap keukeuh tidak mau dimasukkin… padahal dulu Majesty dan Nouvo mau digelontorkan tidak peduli laku atau tidak…
YIMM, ditunggu Nouvo SX nya, hehehe. *Kalau mau.
ahm bisa kalah jika ahm lengah
Yamaha dlu bisa krn desain dan pricing yg nempel dgn kompetitor. Zoomer X infonya bakal test pasar nnti di JMCS,i.untuk yamaha TTX jg bakal meluncur infonya thn depan,unit nya sih dah ada di cikarang tpi bakal di test jalan awal2 thn dpn. Nah yg misteri tuh fino injeksi,secara market retro scoopy dah pny versi injeksi,suzuki let’s versi injeksi,fino?dithailand pun gk ada gembor2 kearah fino innjeksi,tpi prediksi fino injeksi bakal diganti dgn yamaha TTX,ibaratnya fino bwt cewek,TTX tuk cowoknnya.tpi bs jadi fillano bakal ngaspal seandainya ahm bawa scoopy S12 injeksi dgn ring 12nya dilawan dgn fillano dgn ring 12 jg..oot jd ngmng produk tertentu 😀
Tapi XL jadi nomor 2 bukan dengan mengekor indosat!
Ane percaya ama statement yg ini. Soalnya layanan indosat sekarang makin ngaco. Ngga mungkin kan mengekor provider yg ngaco 😀
Sulitnya ngelawan AHM, soalnya manajemen internal AHM juga lebih rapi dibanding YIMM. Iseng tanya2 ke sales2 leasing di daerah saya, rata2 mereka lebih semangat ngejual motor keluaran YIMM dibanding motor keluaran AHM, soalnya YIMM mau ngasih diskon (bonus) lebih besar dibanding AHM. Ibaratnya kalo jual motor yamaha, mereka bisa dapet bonus (potongan) 300-400ribu, dibanding jual motor honda yang paling2 cuma dapet potongan 100 ribu. Dari sini aja udah ketahuan kalo profit margin AHM lebih besar dibanding YIMM (profit margin YMKI abis kepotong buat ngasih bonus sales), ditambah market share yg lebih besar pula, jadinya boleh dibilang, AHM mampu mengumpulkan modal yg lebih besar dibanding YIMM. Modal yg lebih besar ini pastinya bisa dipake buat banyak hal (R&D, marketing, SDM, produksi).
Sekarang pertanyaannya, kenapa penjualan AHM lebih besar dibanding Yamaha, padahal katanya sales leasing lebih semangat ngejual motor yamaha dibanding honda? Jawabannya balik lagi ke pola pikir konsumen. Sebagai salah satu pengguna motor yamaha, saya terpaksa harus mengakui bahwa kualitas jeroan mesin honda masih lebih bagus dibanding yamaha, ditambah jargon iritnya itu. Trus kenapa saya ngga milih motor Honda? Alasannya simpel, saya ngga suka dengan desain umumnya motor2 keluaran AHM. Walaupun jeroan mesinnya paling bagus, tapi kualitas di luar jeroan mesin boleh saya bilang masih kalah dari motor2 keluaran YIMM. Beberapa contoh yg udah jadi rahasia umum misalnya, tangki bocor, cat kusam, body ember plastik, body geter, dll. Tapi tetep, kualitas jeroan mesin honda masih nomor satu. Gimana dengan fitur? Selama ngga urgent2 banget, saya ngga terlalu peduli dengan yg namanya fitur. Intinya, buat konsumen yg mementingkan fungsionalitas, keiritan dan keawetan, tapi menomorduakan penampilan, umumnya lebih milih motor honda. Tapi buat konsumen yang mengutamakan penampilan, tapi dengan kualitas mesin yg masih mumpuni (walau masih kalah dengan mesin honda), pasti milih yamaha. CMIIW
Siapa yang tepat pakai me too? maaf Suzuki. Dari pada kusut ribet apa-apa salah, mending tongkrongin saja researchnya Honda, buat produk serupa. Bakal gede sih nggak, tapi harusnya aman.
Ngomongin suzuki emang serba salah. Mau ngambil image irit dan awet, udah keburu diambil AHM. Mau ambil image stylish dan kenceng, udah keburu diambil YIMM. Mau ambil image motor premium, udah keburu diambil kawasaki. Mau ambil image motor murah, malah kesodok ama motor India. Salah sendiri dulu ngga pernah mau fokus. Serakah, rakus, maunya semua segmen diambil, padahal kemampuan terbatas, jadinya sekarang ya kaya gini, kesana ngga, ke sini juga ngga. Kasihan…….:(
Last, CMIIW ya. Mohon maaf kalo ada salah2 kata 😉
Thank you commentnya bro 🙂
Pelan Tapi pasti Brand Suzuki motor abissss,hampir mirip Barnd Electronic Japan.
http://strategimanajemen.net/2012/09/03/the-death-of-samurai-robohnya-sony-panasonic-sharp-dan-sanyo/
saya sepakat sama “ngaconya indosat”
hahahaha… tapi saya tetep pake indosat… karena males ganti nomer, walau hati gondok
Kebanyakan kalau sudah punya banyak contact dan dikenal banyak orang ya nggak mau pindah nomor 🙂 sama!
g usah terlalu bnyak produk lah…mles beli produk sparepartnya seperti bodi payh dicari…bikin 1 yg pnting “sempurna” di tiap segmen,biar saya klo beli produk g pyah nyari sparepartnya
tergantung konsultan sih ya… dulu yamaha pake markplus pas ngeluarin mio. sekarang honda one love pake markplus.
Mangsudnyaaaah? 🙂
Kayaknya perlu lebih dari markplus 😛
yamha gak seperti dulu bro.
dulu yamha bisa ngasih motor murah tapi gak murahan, dalam artian motor lebih murah dari kompetitor tapi punya spesifikasi lebih bagus dari Honda.
Sekarang justru kebalik, motor2 yamaha selalu dibanderol lebih mahal dari Honda meski dgn spek ala kadarnya.
makanya gak heran klo MS-nya makin menurun
NOUVO SX DONG YAMAHAAA.. KOMPETITOR MU BELUM ADA YANG PUNYA FITUR KAYA KAMUUUU… *TP YIMM MBUDEGH
yamaha kalo mau all out keluarin ini
1.Majesty 125 new
2.Vixion fairing
3.Nouvo SX
4.New model,mesin vixion 150cc body FU
5.Trail 150cc
6.New xeon Fi dengan body agak bongsor
R125 dong. ya minimal R15 lah.
imho… jangan pakai “me too”
Suzuki terpuruk pakai strategi tersebut.
Dulu shogun 110 ganasss… pakai strategi me too ala supra X/karisma 125… tewas, sampai sekarang gak bangun2.
Seingat saya pernah baca strategi Yamaha di taun 2003an, dia ngetawain Suzuki karena pakai strategi me too… dan akhirnya terpuruk. Sedangkan strategi Yamaha bikin beda. Honda punya raja bebek 125 cc… dia bikin bebek 135 cc plus radiator, monoshok…. sempat menggoyang Supra X 125 gen 1 … dan masih eksis sampai sekarang.
Honda punya Mega Pro 160 cc, Yamaha bikin 150 cc, radiator, FI, Delta box… dan yang paling Heboh menjual motor matic, walau nouvo gagal, tapi mio sukss besar…benar2 out off d’ box.
dan Honda perlu waktu lama untuk kembali menggeliat, setelah dicekik Yamaha kaya’ gitu
Sekarang apakah Yamaha punya strategi yang out of the box lagi… itu yang jadi pertanyaan.
Jangan membangunkan macan yang tidur. Pembalasan lebih kejam dari pebunuhan. Saran segera ajukan ke peruntah minta jatah bikin tabung gas elpiji 3,5kg . Reslistis
Jangan membangunkan macan yang tidur. Pembalasan lebih kejam dari pebunuhan. Saran segera ajukan ke pemerintah minta jatah bikin tabung gas elpiji 4,5 kg. Belum ada tuh . . .
TQ commentnya, justru saya pinginnya para pabrikan lain juga lebih hidup dan bersemangat.
jadul mulu ikuti ekor ikan hehehe he
harus lebih berinovasi kyknya