Parkiran di dalam gedung ala Menara Prima – Mega Kuningan
Gimana cara parkir motor karyawan yang nguli di segitiga emas Jakarta?
Ya umumnya parkir di dalam area parkiran secure, alias parkir dengan area tertutup yang entah dipagari, masuk lewat loket apakah berada di basement atau berada di gedung parkir. Kebanyakan area parkir di high rise building ini mengenakan tariff parkir perjaman, sehingga biaya parkir sehari kurang lebih 10.000 perhari. Kalau ngelembur secara extreme apalagi di inapkan tentunya tinggal dikalikan saja. Maksimum saya pernah bayar parkir hingga 50.000, karena menginap di weekend = mantap!
Parkiran grha XL – Mega Kuningan, cuman member alias karyawan atau vendor yang bisa parkir di sini
Tentang harga, banyak kantor yang punya langganan parkir yang sifatnya dibayarkan ke pengelola gedung. Kalau ada pilihan tarif langganan ya ambil deh karena tentunya lebih ekonomis kalau dibanding tariff harian. Untuk tarif bulanan/member ada yang mengenakan tariff 100.000 per bulan tapi ada juga yang mengenakan tariff 100.000 pertahun. Range harganya cukup jauh, dengan member, mau ninggalin motor pas di weekend, ngelembur pun no problem karena biaya sudah fixed.
Datanglah lebih awal… Niscaya Anda mendapat tempat parkir pilihan, ini kondisi kalau tiba di parkiran sekitar 30 menit sebelum jam masuk kantor.
Kondisi parkir kantor-kantor kalau sekitaran segitiga emas dalam gedung berlantai banyak ya kurang lebih sama lah, sama-sama penuh sesak. Rata-rata kalau sampai di parkiran paling telat 30 menit sebelum jam masuk masih dapat parkiran yang enak, masih bisa milih-milih. Tapi kalau sampai mepet dengan jam masuk kantor, tentunya dapat parkiran yang … busuk. Untuk inipun harus pelajari dulu sweet spotnya parkiran. Best spot bagi saya is always cari parkiran di pojokan dekat kolom teduh nggak ujan, gampang keluar. Plih dekat dinding saja supaya motor nggak bisa di geser-geser.
Tempat-tempat ini yang perlu dipelajari. Saya pernah salah tempat, waktu parkir masih kosong, jadi saya memarkir motor agak di tengah. Waktu sehabis pulang kerja motor saya sudah pindah, dengan standard samping, menyender pada motor orang pulak! Alamak!
Berkat pemilihan yang baik, motor kita nggak terlalu banyak digeser-geser, paling ditutupin motor lain yang berpararel, no problem. Posisi menentukan prestasi kenyamanan.
Kalau pulang dan kemudain menemukan motor kita baret atau disender motor orang jangan marah pada motor sebelah! Karena belum tentu juga dia yang salah! Karena bisa-bisa saja pemilik motor samping-sampingnya lagi yang menggeser-geser motor atau bisa juga si tukang parkir. Saya memang pernah membalas memlintir spion motor sebelah karena saya menemukan spion saya terplintir waktu mau pulang… Tapi udahannya baru kepikiran, kenapa yak? Belum tentu kan dia yang salah.
Urusan helm dan barang bawaan juga perlu di pertimbangkan. Helmnya planningnya mau gimana? Tenteng ke atas? Ditinggalkan di motor? Nanti kalau hujan gimana? Ya memang paling aman tentu bawa saja.
Kalau punya motor yang gemuk gimana? Nggak usah bicara moge, misalnya ninja 250. Tekukan-tekukan parkiran motor seperti maze, apalagi kalau sudah banyak motor yang parkir parallel. Motor gemuk memang tidak diuntungkan. Mendingan kalau mau pakai motor gemuk sampai lebih awal di parkiran dan keluar belakangan, konsekuensi…
motor keren…. tapi baret semua kalo caranya gitu… hihihihi
hehe, untung kantor saya di jalan sebelah mega kuningan (guru mughni) dan punya parkiran sendiri, jadi ga mikirin yang kaya begini 😀
jangan lupa buat skuter ada crossbar lumayan buat ngelindungin bodi semok
Klo di mega kuningan parkir langganan mobilnya berapa yah?