Mudik yuuk! 😛 foto dari cover Scooter & Style
Dari: http://oto.detik.com/read/2012/08/14/135848/1991045/1208/motor-matik-jangan-dipakai-mudik
“Motor matik keamanannya agak kurang karena hanya mengandalkan rem, harus berbeda mengendarainya. Begitu masuk ke luar kota itu sangat berbahaya. Kalau motor yang persneling itu dua remnya, rem yang untuk rem dan rem yang mesin (engine brake),” kata anggota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Agus Pambagio.
What do you think?
Secara fakta ini bener, karena memang tidak ada engine brake, cuman rem remas kiri dan kanan saja.
Agus mengatakan kecelakaan sepeda motor jenis matik pada tahun lalu lebih banyak dibandingkan motor yang berpersneling. Sayang Agus tidak membeberkan datanya.
Tarik napas, mengelus dada. Ya mau motor batangan pun juga kalau begini tentunya sangat berbahaya! Foto ilustrasi dari solusimobil
Masalahnya, Bapak Agus tidak bisa memberikan data. Berapa banyak total pengendara yang menggunakan motor untuk mudik? Berapa persen yang menggunakan motor batangan, motor bebek dan motor matic? Kemudian dari data total tersebut bisa di cross dengan data kecelakaan. Ya kalau disebutkan “lebih banyak” matic yang celaka, harus di compare, jangan-jangan memang presentasenya pemudik lebih banyak pematic. (pemudik – pematik *rhyme ya). Lebih spesifik lagi, kenapa dulu faktor penyebab kecelakaannya? Apakah semata gara-gara telat ngerem *saja*?
Kalau di ambil rata-rata market share saja, penguasanya penggunaan motor jelas lebih banyak bebek – matic… Masing-masing punya market sekitar 40% an lebih. Sementara batangan 7-8%? maybe? Apalagi kemungkinan pemudik naik motor juga berasal dari golongan yang belum mapan, sehingga harusnya presentase pemudik yang menggunakan matic bisa lebih tinggi dari presentase market share, *wajar saja* (maaf) kalau yang kecelakaan juga lebih banyak yang menggunakan matic.
Mudik juga nggak bisa kenceng
Apa yang disebutkan oleh Pak Agus mungkin bisa benar dengan mengambil pada kekurangan matic soal engine brake. Faktor ini akan berpengaruh besar jika jalanannya lancar! Non-relevannya karena kapan mudik lancar jaya? Yang ada mudik umumnya bermacetan. Ya kalau bermacetan, engine brake nggak ngaruh kan.
Ergonomic
Matic umum memang di design untuk city ride, pas untuk stop and go. Design itu menyangkut posisi rider, dari seat height, lebar jok, posisi rider, sampai ke mesin. Sedangkan motor batangan umumnya sedikit lebih tinggi, beberapa menunduk, again kalau jalanan bisa dibuat lenggang sih OK. Dalam perjalanan macet, jauh lebih capai bermotor batangan daripada matic.
So, apakah masalah mudik naik matic? Menurut saya belum tentu, masih premature untuk menjudge matic tidak pas untuk mudik. Kasih datanya dulu pak.
Dan juga tentunya ada matic yang memang di design untuk perjalanan jauh…
Rasanya sih IMHO, silahkan inputnya. Yang soal utama bukan saja dari jenis motornya, tapi lebih ke how to ride nya.
Yg jelas ber-matic lebih gampang sakit pinggang daripada ber-batangan (note: klo jarak jauh dan jalanan lancar)..
cuma 130km tapi lancar naik matic (skywave) gak lebih enak dibandingkan 800km tapi macet-2an naik sport (minerva 150r)..
yakin?? sotoy ah
kagak salah tuh….. naik motor kok masih bawa ransel… kayak kura kura ninja aja 😀
kembali k si ridernya, matik memang diperuntukan tuk dlm kota kecuali mngkin metik petouring.
yup “how to ride”…..
Setuju kang.. Tapi kalo punya nya cuma matic yg notabene motor keluarga terus mau bilang apa?
Harga motor batangan lebih mahal dan tidak fungsional
Mending naik motor semprot, eh seport, eh sport
lebih nyaman, tenaga nendang terus 😀
mampir mas..
http://bagas29ps.wordpress.com/2012/08/17/tes-konsumsi-bbm-si-piksen/
klo melihat barang bawaan, justru mudik pake matic lebih enjoy bawa barang daripada pake mongtorsport
Coba pegang velg belakang matik setelah jalan jauh, nanti kan tahu kenapa matik tdk utk mudik. (sambil mengingat bahwa cuma karet yg menggerakkan motor dalam suhu setinggi itu)
Mending naik kereta atau bis aja.
kalau tidak ada engine brake berarti berbahaya perjalanan keluar kota. opini bodoh, mobil matic juga ga ada engine brakenya
Pada beberapa mobil matik (non-CVT) yang pernah saya bawa contohnya CRV, Grand Escudo, New Aerio dan Corolla ada tombol yang namanya O/D (overdrive). Tombol ini bila ditekan akan menaikkan putaran mesin sebanyak 1000 putaran permenit. Pada mobil matik bila tiba2 putaran mesin naik sekitar 1000 putaran permenit maka persnelling akan turun 1 tingkat. Jadi misalnya naik mobil matik ngebut pada persneling otomatis 4 bila ditekan tombol O/D maka dia akan turun ke perseneling 3 dan memberikan engine break. Sama hal nya jika ingin mendahului mobil lain, ditekan O/D putaran mesin naik dan perseneling akan turun sehingga kita bisa mendahului mobil lain. Jadi pada mobil matik yang ada tombol O/D nya ada engine break.
Lebi tepat
The Man behind The Gun
yg mjd alasan suatu peristiwa kecelakaan lalu lintas ….
jangan mudik pakai motor, harus pakai mobil. Karena menurut hasil survey, mobil rodanya lebih banyak daripada motor.
Masalahnya aku belum punya mobil.
akhirnya yang meninggal yang naik ducati… hati hati yang pake motor batangan
kalau ini sih gak perlu data saya juga sudah berpendapat demikian, menurut saya sih ngeri aja engine brake gak ada, apalagi pas turunan pake engine brake sangat membantu (bukan ngerem pake mesin juga) tapi kombinasi keduannya itu lho
kata siapa mudik pake matic gk aman,saya perjalanan jauh pekalongan-magelang
pekalongan-jogja
pekalongan-semarang biasa pake honda beat,enak,nyaman-nyaman aja brow,yg penting berkendara pake otak,gak asal betot gas dan rem seenaknya
Kata siapa matic gk ada engine brake?, prasaan motor matic gw ada deh, kalo betotan gas dilepas motor otomatis mengurangi kecepatan dengan sendirinya tanpa perlu rem, dan kalo turun tanjakan tanpa menarik gas juga motor matic gw gk nyelonong begitu aja, turun nya perlahan2, gw gk pake rem sedikit pun,,, dan jelas lah itu semua karena engine brake nya yg berfungsi,,,
Iyah jelas keamanan mah motor batang, setuju dengan engine brake sangat membantu.
Pengalaman pribadi urutan kenyamanan dan keselamatan: 1. Mobil 2. Motor batangan 3. Matik or bebek sejenisnya.
Kalau motor batangan pegelnya di pergelangan tangan, sementara matik di pinggang, kalau mobil dipantat termasuk dompet.
Yang penting kondisi motor (kesiapan motor untuk jarak jauh) dan cara berkendaranya. Saya sudah coba jalan Jakarta-Surabaya PP (berangkat melalui jalur selatan, pulang jalur utara+selatan). Motor Honda Beat Street berboncengan, nggak apa2 selama tahu kemampuan motornya. Total kilometer sampi pulang 4.343 km lama perjalanan 25 hari