Terimakasih untuk para blogger, AHM jadi paling laku

Agak panjang… Saya mau bicara kisah sukses bagaimana AHM membangun presence di social media, atau lebih spesifik ke para blogger.

Kita tahu pembicaraan di social media termasuk blog tidak bisa dibungkam. Kalau lewat korporasi media baik cetak atau digital mungkin si brand bisa punya sedikit control, ya media kan pasang iklan juga di media tersebut. Tentunya kalau media cetak mereview suatu produk dari brand kalaupun ternyata motornya underperform… pasti yang dibahas positifnya (*saja). Repotnya suara di social media + blog ini akan semakin dominan di kemudian hari, publik akan lebih percaya tentang apa yang dibicarakan di social media daripada di media cetak/digital.

Sudah potensinya besar social media facebook, twitter termasuk blog pembicaraan berada di luar controlnya brand, karena setiap orang bisa punya account, bisa blast semaunya, seenak perutnya. AHM dari dulu sadar akan perkembangan ini dan mereka adalah ATPM yang paling pertama tahu dan setidaknya mencoba masuk ke social media.

Hasilnya?

Ya sekarang lihat saja hasil penjualan AHM bagaimana? Survey juga membuktikan kalau ada relasi yang kuat antara brand yang paling sering dibicarakan dengan brand yang growthnya paling tinggi. Walau saya sendiri meragukan relasi tersebut, ya… ayam atau telor duluan? Suatu barang dari ATPM semakin sering keluar produk barunya harusnya memang makin sering juga dibicarakan bukan? atau sebaliknya? Siapa duluan? hmmm…

Anyway…
Adalah suatu fakta kalau ada relasi antara pembicaraan dengan growth sudah dibuktikan melalui survey. Ya pembicaraan kan bisa di create oleh suatu korporasi toh.

Sebetulnya bagaimana cara AHM membangun pembicaraan positif melalui blogger?

Simple: Assess and deliver, (evaluasi dan berikan) contohnya banyak:

  • AHM tercatat sebagai ATPM yang pertama mengundang blogger. Tentunya berarti AHM juga tercatat sebagai ATPM pertama yang mengundang blogger ke pabrik dan juga langsung memberikan experience test ride…
  • Lebih lanjut karena mengerti blogger, test ride di formatkan sesuai kebutuhan blogger:
    • Sebisanya event antara blogger dan wartawan media tidak di campur
    • Hari undangan blogger dibuat Sabtu atau Minggu atau paling tidak di atas jam kerja, undangan tentunya tidak perlu diambil di kantor si brand pada hari kerja
  • Sampai saat ini saat acara blogger di handle langsung oleh staff AHM. EO mungkin ada, tapi relation antara blogger langsung ke brand bukan ke agency.
  • Staff communication dan customer relation mereka mudah di dekati dan commited untuk berkawan dan membangun engagement dengan blogger.

Note:

Apakah cara AHM ini tidak bisa di copy brand lain? Harusnya bisa! Ada satu brand yang mungkin memang belum approach jauh dengan blogger, tapi komitmen managementnya sebetulnya tinggi malah lebih tinggi dari AHM. Sampai-sampai presdir brand, owner main dealer, turun touring bersama, sama-sama kehujanan karena nggak bawa jas ujan, kepanasan, nyasar bareng!!! Ya engagement blogger-ATPM bisa di bentuk kalau lagi senang sama-sama, tapi tentunya JAUH lebih lebih diingat kalau ketika lagi sulit kemudian dibantu…

Gimana roda 4? hmm Nissan dan Ford rasanya di depan, yang lain yang besar-besar malah belum aktif mengcreate pembicaraan…

Gimana kalau bloggernya bikin “kasus”? Siapa yang duluan?

6 Comments Add yours

  1. Adham Somantrie berkata:

    tapi para pembeli dan pengguna cerdas tidak akan melihat dari “kualitas brand” saja, melainkan kualitas produk dan kebutuhan (ini yang paling penting). mungkin memang brand honda paling bagus untuk sepeda motor di indonesia, tapi saya akan tetap terus pakai Yamaha. Semakin di depan. #eh #fanboy

  2. Vickytrack berkata:

    Lanjutkan blogger ,kl ada amplop knapa tidak ??

  3. blade-in berkata:

    Dengan semakin terbukanya informasi, kecenderungan “Brand Minded” akan bergeser menjadi “Quality Minded” (berlaku untuk merk apa aja !!!)

  4. olala berkata:

    setuju dengan artikel ini….

  5. GrandV berkata:

    Baguslah, jadi pabrikan juga tau suara arus bawah / grass root soal produk-produknya, jangan asal launching produk. Misalnya :

    1. Konsumen lebih suka face-lift ketimbang ganti striping (doang)
    2. Desain CS1 perlu penyegaran
    3. PCX harganya terlalu mahal

Tinggalkan Balasan ke olala Batalkan balasan