Rebutan space trotoir, alasan kenapa pejalan kaki lebih benci motor daripada pedagang kaki lima

Foto di depan Mal Ambasador, space trotoir yang tinggal 3 meteran akibat pembangunan jalan layang masih dimakan lagi oleh gerobak pedagang kaki lima

Mari lihat kelakuan 2 pihak yang sering menyerobot trotoir yang seharusnya diperuntukkan bagi pejalan kaki dan kenapa bagi pejalan kaki, koruptor bermotor itu lebih dibenci daripada pedagang kaki lima.

Yang pertama motor itu bergerak di trotoir

Ssedang pedagang hanya diam, alias mangkal. Resiko bagi pejalan kaki tentunya jauh lebih besar tertabrak motor kan? Apa mungkin di tabrak gerobak? Ya mungkin saja namanya resiko, tapi tentunya lebih kecil kemungkinannya.

Yang kedua, soal space yang diambil

Sudah motor itu bergerak, motor pun sama-sama mengambil space untuk berjalan kaki. Dalam arti, motor dan pejalan kaki berjalan di sisa ruang yang sebelumnya sudah dihabiskan pedagang kaki lima. Dalam arti si pedagang kaki lima sebetulnya salah juga, tapi mereka duluan “ada” di trotoir, sehingga pejalan kakilah yang menghindari dan mengambil space sisanya.

Yang ketiga, koruptor bermotor adalah orang napsuan

Dalam arti si pemotor akan selalu memaksakan ruang geraknya pada pejalan kaki, mau cepat-cepat! Macet bro!!! Sementara pedagang ya nyantai ajalah…

Yang keempat, pejalan kaki bisa ngemil ke pedagang kaki lima

Ada simbiosis mutualisma, alias lu jual gw beli antara pejalan kaki lima dan pedagang kaki lima. Pejalan kaki bisa beli gorengan, nasi goreng, roti dan lain-lain. Sedangkan pejalan kaki sama sekali tidak diuntungkan oleh koruptor bermotor…