Tragedi Tugu Tani: Super sekali, kesalahan yang bertumpuk dan beruntun menjadi kejadian besar

Saya masih ingat apa yang diucapkan Kombes Royke pada waktu HUTnya Koboi  tahun lalu Februari 2010, “Suatu kecelakaan biasanya di dahului dengan terjadinya pelanggaran”, saya setuju.

Beberapa kali juga dalam penyelidikan kecelakaan, saya lihat kecelakaan besar sebetulnya dibentuk dari beberapa kejadian penyimpangan kecil dari keadaan normal. Dalam hal tragedi tugu tani pun saya melihat seperti itu:

Kesalahan 1

Supir di kabarkan sehari sebelumnya pergi ke Hotel Borobudur untuk menghadiri pernikahan, sampai disini keadaan masih normal. Tapi dari situ, kemudian berlanjut ke kawasan Kemang dan lanjut terus ke Stadium hingga sampai pagi…. Dalam kondisi tanpa mengkonsumsi racun apapun, badan pastinya mengalami kelelahan kalau harus begadangangan full melek.

Kesalahan 2

Tentunya mengkonsumsi obat-obatan, entah itu ekstasi – shabu-shabu – minumnya pun wiski, boro-boro nyupir, suruh jalan kaki saja sulit, soal berkonsentrasi dan bereaksi cepat mungkin juga terpengaruh.

Kesalahan 3 

Si supir memutuskan untuk tetap menyetir dalam keadaan tersebut.

Kesalahan 4

Teman-teman si supir juga bahkan mendukung terjadinya kecelakaan, bukannya mengingatkan…

Kesalahan 5

Si supir mengemudi tanpa STNK dan tanpa memegang SIM, sebetulnya menurut saya ini kesalahan administratif yang kontribusinya mungkin paling kecil dibanding faktor lainnya.

Setidaknya ada 4 kali kesempatan untuk mencegah kecelakaan dan memutus rantai peristiwa yang menuntun terjadinya kecelakaan (chain of event) sebetulnya.

Kalau saja si supir tidak lelah

Kalau saja si supir tidak mengkomsumsi obat-obatan

Kalau saja si supir sadar diri dan tidak menyetir

Kalau saja teman-teman si supir menghentikan supir untuk mengemudi

Yang diatas baru kalau di hentikan dari supir sendiri dan lingkungan sekitarnya, bagaimana kalau bisa dihentikan oleh pak polisi? Ya mungkin kejadiannya juga akan lain.

Jadi, Morale of the story

Pelanggaran-pelanggaran kecil bisa menumpuk dan menimbulkan petaka besar. Karena itu detail mengemudi sangat penting. Mulai dari cek kendaraan, cek kondisi sekitar, cek fisik kita sendiri semua mesti dalam keadaan normal dan baik.

17 Comments Add yours

  1. haroem berkata:

    Berkendara saat ngantuk aja sudah menghawatirkan ditambah lagi keadaaan belum istirahat, dan mengkonsumsi Narkotika pulaaa

  2. snoopy berkata:

    mayat ke-1.First Blood!
    mayat ke-2.Double kill!
    mayat ke-3.TRIPLE kill! (killing spree).
    mayat ke-4.Ultra kill!
    mayat ke-5.Rampage!
    mayat ke-6.Unstoppable!
    mayat ke-7.Wicked Sick!
    mayat ke-8.Wicked Sick!
    mayat ke-9.Godlike!

    HITUNG HITUNG UNTUK MENGURANGI KEPADATAN KOTA JAKARTA TERCINTA! COBA BAYANGKAN ADA SOSOK SUPERHERO SEPERTI MBAK AFRIANI SUSANTI YANG BERJUMLAH 1.000 ORANG SAJA TIAP BULANNYA KORELASINYA JAKARTA AKAN MENJADI KOTA IDAMAN HAHAHAHAHAHAHA

    1. ideahomedesign berkata:

      astagfirullah, semoga saja anda dan keluarga tidak menjadi korban supir maut.

    2. jabrik berkata:

      pastinya anda korban selanjutnya :mrgreen:

    3. shogun110tromol berkata:

      euh……….

      coba untuk menempatkan diri di pihak korban….seandainya keluarga ente yang jadi korban…..pasti gak bakal kayak gitu nulisnya :mrgreen:

      kedua……coba kurangi main RPG dan FPS, kemungkinan dah terlalu kecanduan mas 😆

  3. wahidarifin berkata:

    kalo kaya gt mending pualngnya naik bussway wae mas, dijamin g ada yg grepe2 soale males, wonge rupane kurang ayu

  4. kompor berkata:

    ampe belepotan, namanya efek kupu2 yg bunyinya kurang lebih seperti ini
    kepakan sayap kupu2 di depan rumah mbah bisa mengakibatkan puting beliung di amrik sono..
    klo teori prof yohanes namanya semeskung
    semesta mendukung kasus tsb aka sudah takdiran nasib

  5. ikbal berkata:

    Di Jepang & Korea di tiap klub mlm, discotheque, bar dan tempat2 dugem lainnya ada fasilitas ‘driver on call’. Si Driver ini tugasnya nganterin orang2 yang mabok pake mobil nya si orang mabok tersebut. Tentunya gak gretong. Tapi kembali ke issue Tugu Tani ini, si kampret bin jahanam ini tolong dihukum seberat beratnya deh

  6. gogo berkata:

    bener banget, klo saja si supir gak bawa mobil..

  7. ragomgawi berkata:

    Saya setuju banget dengan ni artikel. meskipun saya lebih cenderung berpendapat bahwa kecelakaan yang sering terjadi karena menganggap remeh setiap kegiatan termasuk berkendara motor atau mobil.

  8. sandal jepit berkata:

    dan setelah habis kejadian, biasa2 saja tidak ada raut penyelesan sepertinya…

  9. gatotkoco berkata:

    MORAL BEJAT!!! > hasilnya membunuh banyak orang gak bersalah….

    1. Botaxs berkata:

      Nggak bisa banyak komen….gemeteraaannn….

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s