Nominasi bandara terbaik 2011 diraih Bandara Soekarno – Hatta – Cengkareng untuk terminal 1, jadi bukan keseluruhan bandara. Saya terus terang tidak pernah lihat terminal 1 nya seperti apa. Lebih akrab ke terminal 2 atau sekali-sekali terminal 3. Terminal 3 sebetulnya yang paling keren karena baru. Jadi tulisan ini dibuat berdasarkan kesan dari terminal 2 dan 3.
Sizenya Soekarno – Hatta adalah bandaranya besar, terlalu besar malah, jadi kalau penumpang mau pergi sehabis check-in harus berjalan jauh menuju ke boarding room. Pulang pun juga begitu, setelah keluar dari pesawat jalan sangat jauh sampai ke tempat pengambilan barang.
Kesan Soekarno – Hatta kalau di banding dengan Juanda apalagi Makassar adalah bentuknya sangat merakyat dan usang hampir mirip terminal bus kota. Sama juga dengan terminal bus, kadangkala kita juga di dekati anak-anak umuran SD – SMP yang seharusnya menuntut ilmu di sekolah untuk di semir sepatunya, waduh? Child exploit sudah di perlihatkan sejak dari bandara.
Lantai bandara terbuat dari batu bata tanpa plester baik di bagian lobby sampai ke boarding room lantainya sama, dari lantainya saja sudah berkesan merakyat. Warna-warna yang digunakan pun juga cenderung gelap, merah warna bata dan kecoklatan, jadi ya nggak ada luxurynya sama sekali lah.
Sampai sekarang pun bandara Soekarno – Hatta ini seringkali di masukki orang-orang yang sebetulnya tidak pantas masuk. Terutama kalau kita bepergian sendirian kita akan sering didekati oleh pedagang baik wanita sambil membawa tas besar dan menawari barang-barang palsu. Entah kw nya jam Rolex, atau parfum, sampai sekarang pun masih begini. Foto di atas di ambil di bandara Narita Tokyo, ada sebuah display yang memperingatkan para penumpang untuk tidak mengimport barang-barang palsu, mereka memperingatkan sejak dari bandaranya. Foto dari sini. Kalau di Indonesia yang terjadi sebaliknya, sudah di perlihatkan dari airport kalau barang bajakan itu ada.
Kalau terminal 3 jauh lain, designnya sudah modern, lantainya sudah mengkilat, boarding room malah sudah pakai carpet. Jauh sekali dari terminal 2.
Anyway…
Waktu hari Sabtu 7 Januari 2012 kembali ke Jakarta, saya lihat beberapa dinding bandara di gunakan untuk memperkenalkan konsep perencanaan Aerotropolis bandara Soekarno – Hatta. Kelihatannya konsep bandara memakai tema konsep kebanjiran! Design bandara Seokarno – Hatta yang konon akan selessai 2014 ini terilhami dari kebanjirannya Jakarta, menurut saya designnya memang sudah betul pas merepresentkan Jakarta!
Kalau sebelumnya Seoekarno – Hatta pakai konsep merakyat – tradisionil, sekarang pakai konsep apa adanya saja, jujur… siiip!
Biasa naik Garuda dan Airasia ya pak
terminal 1 sudah berbenah. bahkan terminal 1C sebagian area lantai dua sudah dijadikan area belanja seperti terminal 3. jadi setelah check in, areanya kembali terbuka (akses dari luar cukup dijaga petugas dan metal detector. karena toh nanti masuk boarding room harus menunjukkan boarding pass dan metal detector lagi. plus wifi gratis dan sedikit intip2 kegiatan gate C7 dan cek sekelibat pendaratan di runway 17R/25L.
cuman dasar gebleg, di terminal kedatangan tidak ada petunjuk yang tegas tentang pilihan transportasi resmi penumpang dan pastinya sudah keburu dikerubuti supir taksi tidak resmi/calo taksi sementara ada 1 petugas keamanan plus 1 petugas bandara yang tidak berdaya di tengah2 para calo. dan belum tentu taksi resmi sudah tersedia parkir di sana, apalagi kalo turunnya rada belakangan.
bahkan petunjuk untuk naik bus bandara Damri saja tidak terlihat ketika keluar dari pengambilan bagasi. papan petunjuk kecil baru keliatan ketika penumpang menyeberang ke halte parkiran. alias hanya orang yang hafal dan berpengalaman bisa memanfaatkan fasilitas CGK dengan baik.
terminal 2 terdistorsi pedagang tidak jelas dengan bentuk kios yang juga tidak jelas. alias sangat tidak representatif sebagai terminal internasional.
terminal 3 memang bagus karena baru. kalo lebih detil lagi, masih ada kabel bersliweran diumpetin dekat ruangan khusus merokok. plus beberapa petunjuk fatal. seperti tidak ada petunjuk troli barang bisa dipake sampai lantai 2, karena lift ke lantai 2 ditunjukkan untuk keperluan difabel.
oh, indonesia ….
Reblogged this on basheerabdulwahab.