Yang diperlukan Indonesia: ACTION dari kita semua

on

Indonesia kalau soal comment dan berbual memang paling JAGO! Kalau soal complain, cuap-cuap, kongkow-kongkow mah Indo juaranya!

Cuman giliran diminta berkontribusi, yang terjadi adalah kebalikannya, how Indonesian are you?

  1. Pingin punya motor nasional
    Untuk di beli orang lain
    Lihatlah Kanzen (*semoga masih ada yang ingat). Blogger ada yang beli Kanzen?
  2. Pingin punya transportasi publik yang bagus, jalanan lancar, lebih green, lebih efisien dan lain-lain
    Untuk sarana transportasinya orang lain, untuk sendirinya ya naik kendaraan pribadi
  3. Pingin punya aturan, kepastian hukum disertai dengan sistem penegakan hukum yang tegas serta dengan maksimal
    Untuk membatasi orang lain baca: Saya setuju punya aturan jika menguntungkan saya dan menghukum serta mendenda orang lain
  4. Pingin ada pembatasan kendaraan pribadi secara ketat
    Untuk membatasi orang lain supaya nggak menuh-menuhin jalan milik saya

Anda cinta produk nasional? TENTUUUUU!!!

Anda support mobil nasional? TENTUUUUU!!! gimana sih si anu si itu …

Wah sip! Anda mau belinya kapan? … Cep!… ah – uh – ah – uh… emmm…

Setelah lama mungkin bilangnya mau aja, kalau/asalkan/andaikata/jika, bla-bla-bla bli-bli-bli” <- Kasih prasayarat yang nggak mungkin: Mobil nasional OK, asal kemampuannya terbukti: Juara reli Paris-Dakar 10 tahun berturut-turut, juara WRC dan worldwide brand. Kemudian harga beli maksimal 1/4 mobil Jepang (*kalo bisa gratis atau malah kita di bayar untuk memakainya), fitur paling tidak setara Mercedez atau Elgrand, standard keamanan se-Volvo, kualitas material juga mesti bagus semua. Oh ya, after sales harus OK, dalam arti rusak pentil ganti mobil baru saat itu juga, kemudian harga jual kembali juga minimal 2 kali harga beli.

Beli motor nasional: Mau … kalau/asalkan/andaikata/jika, bla-bla-bla bli-bli-bli

Naik angkutan umum: Mau … kalau/asalkan/andaikata/jika, bla-bla-bla bli-bli-bli

Walk the talk.

22 Comments Add yours

  1. siapa ? apa ? dimana ? dengan siapa ?

  2. Wew berkata:

    itulah Indonesia……

  3. joetrizilo berkata:

    yah…. tapi apa tidak boleh masyarakat bermimpi?????
    tidak semua harus begitu khan mas….
    Saya pikir orang berkata dan berpendapat seperti itu juga tidak masalah…
    Pendapat seperti itu terkadang juga diperlukan bagi pemangku kepentingan, sebagai kontrol atau bahkan bisa sebagai penyemangat…

    Ingat terkadang kita menjanjikan kepada anak kita begini, ” Kamu akan saya belikan tas, asalkan rangking 1….” itu berarti anaknya akan mempunyai tas jika bisa rangking 1… begitupun juga beberapa konsumen Indonesia baru akan membeli produk dalam neger jika produk tersebut telah lulus kriteria tertentu…

    Lha apa gunanya SNI mas???

    Ingat filosofi Honda The Power of dream….

    Coment atau complain merupakan salah satu cara untuk menuju kesempurnaan dari sebuah poduk…

    1. arantan berkata:

      Mas Joe,
      Kasusnya lain nih, rasanya lagi ngomong soal lain, tapi saya coba match kan, semoga nyambung.

      Bermimpi, menekan, berharap, merengek dan mengancam adalah suatu keharusan. Tapi ketika sudah dipenuhi tuntutannya, contoh keberadaan motor Indonesia apakah ada yang mau beli?

      Sayangnya sesuatu hal tidak bisa selesai hanya dengan bermimpi. Kalau ambil filosofi nya Honda, dream nya memang penting, tapi kalau tidak di esekusi, ya hasilnya cuman sebatas di mimpi.

      Ini kok kita jadi ngomong soal mimpi ya?

      Comment atau complain menuju perbaikan produk pastinya setuju. Cuman apakah ketidak sempurnaan itu apakah bisa jadi alasan pembenaran melakukan sesuatu yang tidak konstruktif?

      Kalau kita naik kendaraan pribadi, sebetulnya justru secara aksi nyatanya mendukung pemakaian kendaraan pribadi, ya iya dong? Walaupun secara omongan kita mendukung pemakaian angkutan publik. Bisa saja adayang menyatakan kalau “terpaksa” pakai kendaraan pribadi. Tapi dengan omongan “terpaksa” itupun juga menyemangati orang untuk berangkutan pribadi kan?

      Coba bertanya: Apa pernah pakai angkutan publik? Pada Sabtu-Minggu misalnya? Sampai kapan suatu kondisi dibilang “sempurna”?

      Jangan sampai ada dugaaan bahwa teman-teman yang mengeluarkan anjuran “Perbaiki Angkutan Publik” adalah justru untuk mendorong anjuran berkendaraan pribadi… maksudnya “Mari berkendaraan pribadi karena angkutan umum belum baik” Bermotor misalnya, ya kecuali itu yang memang diinginkan.

      1. joetrizilo berkata:

        Maaf mas saranto… saya mau ambil contoh diri saya sendiri saja, karena saya termasuk blogger yang ikut menyuarakan terciptanya angkutan masal yang aman, nyaman dan terjangkau dan ikut membantu terciptanya mobnas walau sebatas postingan artikel saya.

        Apa yang bisa saya perbuat untuk mendukung karya anak bangsa????
        yah paling bisanya hanya berkomentar saja. Saya bisa bantu apa??? Mendevelop, merancang, membantu financial.. semua susah untuk saya lakukan… yah paling berkomentar… komentar saya walaupun mungkin tidak bagus, tapi paling tidak saya membantu menyuarakan… ini loh, itu loh…. dan berharap kedepannya bisa bagus…. dan jujur saya kepincut untuk meminang ARINA untuk menggantkan tugas sepeda motor, namun sayang sampai sekarang belum diproduksi masal….

        untuk angkutan Publik, jujur saya tidak naik angkutan umum untuk berangkat dan pulang kerja, tapi berangkat dan pulang kerja saya dan teman-teman saya selalu naik angkutan masal alias Bis perusahaan… (ada sekitar 900 orang) dan ini juga salah satu bagian program perusahanaan untuk mengurai kemacetan dipagi hari… namun seandainya ada angkutan masal ato angkot yang melayani rute tersebut dan mampu membawa teman-teman kami yang berjumlah 900 orang bahkan lebih saya pikir juga gak masalah… namun pada kenyataannya angkot yang ada jumlahnya hanya sedikit paling hanya 9buah dan pasti tak akan mampu melayani pada jam yang sama…. jadi bukan karena saya tidak naik angkot berarti tidak mendukung angkutan masal??? ndak pas lah dikatakan seperti itu….

        trima kasih….

      2. joetrizilo berkata:

        maaf yang saya tangkap dari postingan mas saranto adalah :

        kalo anda tidak bisa berkontribusi, ya janganlah bercuap-cuap…

        maaf kalo apa yang saya tangkap berbeda dengan maksud mas saranto.

      3. arantan berkata:

        Kang Joe,
        Daripada panjang, kalau memang maximalnya sebatas comment ya sudah.

  4. asmarantaka berkata:

    jiakaka..kalo duitnya mefet jelas dong ngk bisa beli boil indonesia..padahal ane liat Esemka bagus lo..udah mirip CRV..kalo hrganya setara ama motor bebek mungkin baru terjangkau kantong 😀

    1. arantan berkata:

      Like this gan.

  5. osa berkata:

    good bro artikel ente bagus

  6. vanz21fashion berkata:

    Reblogged this on -BackStagE-.

  7. Aa Ikhwan berkata:

    yg mau action pun mungkin perlu support dari pemerintah sehingga terjadi proses bahu membahu (apa coba :D).

    kl pemerintah bisa mendukung program otomotif nasional dengan baik dan bijak, mungkin konsumen pun gak akan mikir nanti bagaimana masalah 3S nya atau lainnya,..tp sepertinya semua itu kembali kepada masalah bisnis terutama produk otomotif yang saat ini sudah lalu lalang di jalan CMIIW.

    Maslah motor kanzen, dulu banget pernah ada pengalaman ane bro,..sudah hampir sempat deal mau beli kanzen yg semi trail tp banyak psywar yg bilang ini itu, ntr gimana, nilai jual gimana,..akhirnya gak jadi beli 😦 .

  8. Wisnu berkata:

    Setuju Mas.. Tuhan menciptakan kita dengan satu mulut, dua telinga dan dua tangan. Agar kita lebih sedikit bicara dan lebih banyak bekerja.. Buat apa kita susah2 mengomentari/mencela progress positif yg dilakukan orang lain yang pastinya dapat berujung FITNAH, bukankah lebih mudah bagi kita untuk menjadikan hal tersebut sebagai inspirasi untuk menjadi lebih baik dan mendukung progress tsb dgn melakukan tindakan nyata.

  9. wisang berkata:

    hi…hi…hi… tulisannya bagus… baca ini terasa menusuk dada sendiri… 😀

  10. Basho berkata:

    Cerdas! Like this banget! Bisa jadi bahan introspeksi buat diri sendiri

  11. vanz21fashion berkata:

    Wakakakak.. ;p btw izin reblog skalian nyobain fitur reblog d wordpress, lom pernah nyoba soalnya :p

  12. darsonosu berkata:

    urun pendapat, pernah baca juga, spt mobil korea, pada awalnya mobil produksi mereka kualitas kurang, desain jelek, fitur pas2an, harga terhitung mahal juga, tapi pemikiran orang korea, kalo “kita tidak beli mobil bikinan kita sendiri, bagaimana produsen mobil nasional ini punya dana utk R&D yg dibutuhkan utk meningkatkan kualitas produknya”
    sekarang coba liat kualitas mobil korea, udah beda tipis dengan mobil jepang,
    mungkin mobnas malaysia juga sama spt itu awalnya
    yang dibutuhkan sebenarnya energi positif dalam bentuk minimal dukungan moril kalo tidak bisa dalam bentuk materiil
    tapi sayangnya orang indonesia belum bisa kompak dalam hal ini, banyak yg masih suka meremehkan produksi bangsa sendiri, bahkan gak punya kebanggaan memakai produk bangsa sendiri
    okelah memang dukungan pemerintah juga minim, semisal saja dukungan pemerintah sampai 50%, sedangkan paradigma pemikiran masyarakat kita masih seperti ini, ya tetap aja gak akan maju,
    apa perlu mobnas/motnas 100% dibikin di indonesia? gak juga menurutku, sedangkan pabrikan jepang/eropa/amerika juga banyak dibikin di china/amerika selatan/thailand karena skala ekonomisnya
    kalo ditanya, aku mau beli gak kanzen, mau dong, orang udah tau kualitasnya, beda tipis ama suprafit :p bebek motcin yg lebih parah kualitasnya dari kanzen aja pernah pake dan baik2 saja
    mau gak beli tawon, mau saja, karena pernah coba dan overall sesuai ekspekstasiku yg standar saja, tapi begitu liat mobilnya GEA kok lebih bagusan GEA ya 😀
    aku punya keyakinan kalo kita selalu berpikir positif, mau belajar, mau mencari informasi, apapun motor yg kita punya akan baik2 saja, dan tentu saja ikhlas dan sabar menghadapi masalah serta tidak putus asa mencari solusi
    alhamdulillah sudah terbukti bbrp kali pake motor china dan motor non jepang, minim masalah 😀

    demikian sedikit pendapat dari orang awam yg menyukai dan menikmati dunia otomotif

    1. arantan berkata:

      Malaysia proteksi gede, sampai sekarang pun masih gede.
      Cuman sekarang mau masuk era perdagangan terbuka ASEAN, dimana tiap negara tidak bisa lagi memberikan proteksi seketat sebelumnya. Dengan kebijaksanaan itu beda harga Proton di Malaysia kemungkinan cuman 10% an dari produksi Jepang. Untunya Malaysia rasanya siap dengan ini, mereka sudah mulai duluan.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s